View Full Version
Senin, 08 Apr 2019

Asal Ngoceh

Oleh: Athian Ali M. Da'i

Ketika seorang bocah asal ngoceh, maka apa pun yang keluar dari mulut bocah tersebut selalu menyenangkan, bahkan seringkali mengundang tawa bahagia bagi setiap orang yang mendengarnya.

Berbeda sekali ketika yang asal ngoceh itu seorang politikus, tokoh nasional atau bahkan kiai. Ocehannya akan terasa sangat tidak lucu, menyebalkan dan memuakkan, bahkan berpotensi menyesatkan bagi orang awam.

Celakanya di negeri ini, orang yang suka asal ngoceh jumlahnya sangat banyak. Sosok mereka acapkali hadir di berbagai media termasuk di layar kaca yang kini menjadi panggung mereka di rezim yang mudah-mudahan akan berakhir pada bulan April ini.

Mereka sebenarnya bukan orang-orang yang bodoh, karena umumnya mereka berpendidikan tinggi, tapi kemudian menjadi "jahil" karena pikiran mereka yang cerdas tersebut akhirnya tunduk kepada keserakahan hawa nafsu.. Mereka tampil dalam wujud insan yang menjadikan hawa nafsu sebagai "Tuhan" mereka (QS. Al Furqan 43 )

Setiap orang yang masih berfikir sehat, tentu saja akan heran, ketika mantan ketua Umum PPP dengan wajah meyakinkan berupaya menyebarkan fitnah dengan menyatakan, bahwasanya kelompok HTI mustahil mendukung paslon nomor 01 mereka dipastikan akan mendukung paslon nomor 02.

Pernyataan tersebut menunjukkan jika yang bersangkuatanbenar-benar asal ngoceh, karena semua orang yang berakal jernih tentu mafhum, jika saudara-saudara kita di HTI sejak dulu mengharamkan diri mereka ikut pemilu.

Lebih terkesan aneh lagi, ketika ocehan yang sama juga diungkapkan oleh mantan pimpinan BIN yang menyatakan bahwa persaingan di antara kedua capres dan cawapres hakikatnya adalah pertarungan antara ideologi pancasila dengan ideologi HTI.

Ungkapan yang sangat gegabah ini berpotensi mengundang pertanyaan orang yang paling awam di negeri ini, kok bisa mantan pimpinan BIN berbicara ngawur seperti itu?

Yang jauh lebih aneh lagi ketika fitnah yang sama, bahkan lebih meluas ke kelompok Islam lainnya, meluncur dari mulut seorang yang selama ini dikenal sebagai kiai dan pimpinan salah satu ormas Islam besar di negeri ini, yang seharusnya membawa dan mengarahkan ummat Islam untuk bersatu, malah dengan wajah tanpa dosa menyebarkan fitnah, yang menurut Ahli hukum berpotensi sebagai ujaran kebencian, ketika yang bersangkutan menyatakan, bahwasanya di kubu Prabowo Sandi tempat bersarangnya kelompok- kelompok Islam radikal.

Sebagai seorang muslim saya merasa terpanggil untuk mengingatkan mereka yang mungkin sedang terlena oleh "Hubbud dunia" berhati-hatilah berbicara, karena setiap yang diucapkan seseorang dicatat malaikat (QS. Qaaf : 18 ) yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Alloh SWT di Yaumul hisab di Akhirat nanti (QS. Al Zalzalah :7)

Andaikata sudah tidak perduli lagi dengan akhirat karena keimanan yang sudah terlampau lemah, maka paling tidak takutlah akan akibatnya di dunia sebagaimana yang pernah diinggatkan oleh seorang ahli hikmah : "Berhati-hatilah dengan ungkapan yang meluncur dari lidahmu, karena lidah yang sangat lembut itu sangat mungkin merontokkan gigimu." [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version