Oleh: Ustadz Salafuddin Abu Sayyid
Ceritanya, semalam* (di masa tenang jelang pilpres pileg ini), kami ngobrol bertiga. Jangan kepo ya. Tidak usah tanya siapa orang yang ketiga. Rahasia!
Saya tanyakan ke Mas Sandi tentang perjalanan dan pengalaman menyapa rakyat Indonesia di seluruh penjuru nusantara: Menawarkan program untuk lima tahun ke depan serta menyerap aspirasi masyarakat dari seluruh lapisan.
"Mas, apa tak lelah berkeliling ke berbagai pelosok negeri siang dan malam sepanjang masa kampanye ini?", tanyaku.
Dengan aura bahagia dan penuh semangat, beliau menjawab: "Tidak ada istilah lelah. Dan Alhamdulillah memang tak terasa lelah, kalau kita sudah niatkan semua ini sebagai pengabdian. Saya berharap apa yang saya lakukan ini bernilai ibadah. Berlelah-lelah "lillah" (karena Allah) adalah ibadah."
Aku pun terkesima dengan jawabannya. "Oh MaasyaAllah. Sungguh benar. Memang sejatinya "pemimpin" adalah pelayan. Istilah kita, abdi bagi masyarakat. Namun dimaksudkan sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Mengatur bangsa dengan petunjuk Allah dan dengan meneladani Rasulullah."
"Kalau begitu, memang sudah saatnya terjadi pergantian kepemimpinan di negeri ini. Dan Mas Sandi sandiuno adalah wapres yang mendampingi Pak prabowo untuk lima tahun ke depan dalam memimpin bangsa yang besar ini. Semoga Allah wujudkan semua harapan kebaikan."
Mari kita hargai semua jasa dan kontribusi para pemimpin sebelumnya terhadap negeri ini. Kita contoh segala kebaikannya dan kita maklumi segala kekurangannya. Juga kita maafkan segala kesalahannya. Dan mari kita sambut kepemimpinan nasional ke depan yang lebih baik lagi. Menuju Indonesia yang maju, adil dan makmur. [PurWD/voa-islam.com]
##
* dalam mimpi, namun benar-benar seperti di alam nyata. He he