Oleh: M Rizal Fadillah
Kemenangan Prabowo adalah perubahan yang lebih baik ke depan. Iklim yang lebih segar dan membuka harapan partisipasi publik yang lebih besar. Demokrasi bergerak sehat, aman, dan lebih terarah. Lima tahun ke belakang suasana politik terasa kusam dan penuh dengan kepalsuan.
Pemerintahan dari kualifikasi apapun telah gagal. Memberi kesempatan kembali untuk memerintah sama saja dengan mendorong bangsa ini masuk ke jurang yang dalam.
Di hari hari terakhir Jokowi masih mempertontonkan watak 'selfish' nya. Masuk ka'bah sebagai kampanye spiritual. Memang niat tak ada yang tahu, tapi "action" mudah dibaca. Umroh dan Haji harus disempurnakan hanya karena ALLAH (Al Baqarah 196). Jika demi manusia atau sekedar kekuasaan maka hal itu bertentangan dengan syari'at dan berkonsekuensi murka dari Allah. Ini termasuk dalam penyalahgunaan ibadah.
Jokowi gemar menyalahgunakan amanah. Fasilitas negara dimanfaatkan kampanye, fasilitas pengusaha dialokasikan untuk dana yang dihamburkan. Para menteri mencuri peluang anggaran kementrian untuk membantu kesuksesan. Jokowi memang jago dalam memenej instansi. Atau memang instansi yang jago menjilat penentu kebijakan. Ya simbiosis parisitis lebih tepatnya.
Dibelakang Jokowi kaum sosialis komunis bermain, ahmadiyah dan syi'ah berlindung, liberalis kapitalis berkolaborasi. Jokowi adalah kendaraan politik strategis bagi pendompleng kekuasaan. Pengusaha non-pri bahagia bersama Jokowi.
Agama dimusuhi dengan bahasa radikalis, intoleran, khilafah, atau penegak syari'ah. Agama harus lunak, wasathiyah, moderat, lokalistik, atau sinkretik. Jokowi telah merusak koeksistensi damai berdasarkan perbedaan. Uniformitas ditetapkan sebagai domein relijiusitas. Inilah politik sesat keagamaan di pemerintahan rezim nemang tak adil.
Prabowo mesti menang demi stabilitas negara. Kedamaian berdasar kejujuran dan keadilan. Prabowo mesti menang demi kedaulatan negara. Mengembalikan kemandirian dari 'quasi' kolonialisasi. Pribumi yang kehilangan harga diri.
Prabowo mesti menang jika kita ingin beragama dengan perbedaan yang dibenarkan oleh nilai-nilai agama itu sendiri. Prabowo mesti menang agar kaum komunis kehilangan kepercayaan diri di negeri ini. Kolaborator segera hengkang ke negeri yang nyaman bagi pengembangan komunisme itu sendiri. NKRI haram bagi mereka.
Besok rakyat menentukan pilihan berdasarkan nurani dan fikiran yang sehat. Kita yakin bangsa ini masih diisi oleh warga masyarakat, pejabat, akademisi, aktivis politik, mahasiswa, agamawan, tentara dan aparat kepolisian, serta elemen masyarakat lain yang sangat mencintai negara Indonesia.
Siap melawan para penghianat. Kembalikan politik ekonomi dan kebudayaan pada 'equilibrium' nya. UUD1945 pertimbangkan untuk dimurnikan kembali. GBHN harus dihidupkan, agar Pemerintah tidak seenak hati membuat program.
Mengatur tak matang masalah kesejahteraan. Harapan bukan pada memperpanjang kekuasaan akan tetapi dengan mengganti Pemerintahan yang ada. Prabowo mesti menang. [syahid/voa-islam.com]