Oleh: Abu Muas Tardjono (Pemerhati Masalah Soaial)
Kegaduhan politik yang terjadi pasca proses pencoblosan pilpres dan pileg 2019 sebagai akibat dari telah disiarkannya Quick Count (QC) lewat tayangan di layar kaca atas hasil beberapa Lembaga Survei (LS) telah menyisakan kondisi ketidaknyamanan di masyarakat.
LS yang nota bene merupakan kumpulan orang-orang berilmu, seharusnya produk survei yang dihasilnya dapat dipergunakan bagi kepentingan orang banyak tanpa menimbulkan gejolak sosial.
Namun sayang, ternyata Lembaga-Lembaga Survei yang ada tak bisa kita andalkan keberadaannya. Ironisnya, kondisi LS yang ada saat ini pasca kegaduhan terasa terdegradasi dengan mendapatkan sanksi sosial dari masyarakat dalam bentuk masyarakat tidak mempercayai lagi LS bahkan lebih sakit lagi jika masyarakat menjulukinya dengan istilah Lembaga Survei Abal-Abal.
Padahal dalam Islam, keterkaitan dan keterikatan ilmu dengan iman tak dapat dipisahkan. Ilmu dalam Islam menempati posisi yang sangat vital, seperti yang tersirat dan tersurat dalam firman-Nya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Mahateliti apa yang kalian kerjakan" (QS. Al Mujadalah:11).
Pertanyaannya, jika janji Allah mutlak kebenarannya bahwa Dia menjanjikan akan meninggikan beberapa derajat kepada orang yang beriman dan berilmu, tapi realitanya terlihat orang-orang yang berilmu malah terdegradasi? Adakah yang salah dari sikap dan perilaku orang-orang yang berilmu selama ini? Atau sebagian orang-orang yang berilmu yang tergabung dalam lembaga survei sudah mulai menuhankan akalnya? Na'udzubillah min dzalik.
Memang, tidak mudah untuk bangkit kembali dari posisi degradasi yang telah mendapatkan sanksi sosial dalam bentuk ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga survei, kecuali orang-orang yang terlibat di dalamnya punya komitmen kuat untuk bangkit kembali agar memperoleh kepercayaan masyarakat dengan senantiasa mengaitkan ilmu dengan iman.
Untuk menutup tulisan ini, marilah renungkan dan hayati pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya: "Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah petunjuknya, maka tidak akan bertambah kecuali dia akan makin jauh dari Allah Subhanahu Wata'ala" (HR.al-Dailami). [syahid/voa-islam.com]