DUA PULUH SEMBILAN hari atau 30 hari adalah waktu singkat bagaimana melatih diri untuk bisa membiasakan diri dalam membentuk pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan karakter bertaqwa karena memang ini tujuan dari bulan Ramadhan, tidak hanya sekedar siap tetapi bagaimana mempertahankan kebaikan yang sudah dipupuk selama Ramadhan agar terus bertahan sampai seterusnya, sebagaimana dalam kutipan surah Al-Baqarah 183, “Hai orang-orang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu pernah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”.
Imam ath-Thabari, saat menafsirkan ayat di atas, antara lain mengutip Al Hasan yang menyatakan, “Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka dan melaksanakan perkara apa saja yang telah Allah titahkan atas diri mereka” (Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan li Ta’wil al-Qur’an, I/232-233). Ketundukan inilah yang berusaha dibangkitkan kembali di tengah-tengah kaum muslim untuk menuju ketakwaan tersebut. Shaum Ramadhan adalah junnah, yakni perisai individu agar senantiasa terjaga ketaatan dan terjaga dari kemaksiatan, tidak hanya mempuasakan diri dari makanan dan minuman tetapi juga memuasakan perilaku, perkataan dan perbuatan yang tidak diridhai RabbNya.
Bulan Ramadhan juga bukan sekedar bulan biasa, tercatat pada bulan ini Rasulullah Sallalahu’alaihi wassalam melakukan berbagai penaklukan dan memperluas ekspansi dakwah, bahkan perang Badar juga berlangsung saat bulan puasa. Kemerdekaan Indonesia juga berlangsung saat bulan puasa, sehingga bulan puasa juga merupakan bulan perjuangan untuk melawan kebatilan dan memberikan kebaikan kepada seluruh umat manusia.
Totalitas ketakwaan bisa tewujud jika umat Islam mampu mengikuti perintah-Nya keseluruhan, tidak hanya mengambil sebagian ayat untuk diterapkan melainkan mengikuti seluruh aturan-Nya. Agar terwujud kebaikan dan rahmat bagi seluruh alam sehingga yang terbentuk bukan saja ketakwaan individu tetapi juga masyarakat sehingga momentum bulan Ramadhan ini bisa menjadi refleksi dan bulan terbaik untuk perubahan yang hakiki.
Jika mengikuti perintah berpuasa saja bisa memotivasi bahkan mengubah orang menjadi lebih baik apalagi jika aturan-Nya diterapkan seluruhnya bisa memberikan dampak positif bagi kebaikan seluruh umat, semoga kita semua bisa menjadi karakter yang bertakwa dan terus berjuang dalam memberikan kebaikan bagi sesama, yakni mewujudkan totalitas ketakwaan dengan menerapkan seluruh aturan-Nya.*
Serly Pratiwi
Tinggal di Tebing Tinggi, Sumatera Utara