View Full Version
Sabtu, 11 May 2019

Awal Ramadan Ditengah Gempuran Roket

ALHAMDULILLAH puasa telah memasuki minggu pertama, bagaimana dengan puasamu? pagi ini apakah menu sahur ibu telah membangunkan kalian? Aroma makanan, suara gaduh sahur, suara toak mengaji dari masjid atau keramahan ibu dalam membangunkan anggota keluarganya yang membuatmu bangun? Bersyukurlah bila itu yang masih dirasakan kawan.

Dibelahan dunia lain seperti Gaza Palestina, mereka tak merasakannya. Sebaliknya, diawal Ramadan yang harusnya dijemput dengan suka cita justru warga Palestina menjemputnya dengan suka duka. Diawal Ramadan yang jatuh pada hari senin lalu mereka telah digempur dengan ratusan roket yang siap memangsa korban.

Alhasil mereka dibangunkan oleh alarm-alarm kematian yang senatiasa terdengar bila dentuman roket milik israel laknatullah diluncurkan. Rangkaian Ramadan mereka pun berantakan, sahur pun tak tenang. Yang ada mereka berlarian mencari tempat yang aman. Entah dimana itu???..

Terakhir tercatat 23 warga Palestina termasuk ibu hamil dan bayi yang dikandungnya meninggal dalam kejadian ini (detik.com). para donatur pun yang mendengarkan kabar mereka langsung saja mengirimkan bala bantuan kepada warga Palestina. Bahkan tak tanggung-tanggung 6,8 triliun rupiah digelontorkan Qatar untuk bantuan kemanusiaan di Palestina (tribunnews.com).

 

Perang yang Tak Berkesudahan

Aksi serang dengan roket sejatinya setiap tahun selalu berulang di jalur Gaza Palestina. Momentum Ramadan yang menjadi peristiwa sakral kaum muslim memang ditunggu-tunggu oleh israel laknatullah sebagai waktu yang tepat dalam menjatuhkan korban.

Masalah Palestina tersebut sejatinya telah terjadi berpuluh-puluh tahun hingga kini. Aksi penjajahan atas Palestina ini telah banyak memakan korban jiwa. Tragedi ini bukan sekedar konflik antar bangsa namun masalah penjajahan yang nyata, perebutan tanah para nabi dan syuhada yang tak ternilai harganya.

Agresi militer Israel yang sejak kini masih mencengkram tanah Palestina memang didukung serta diupayakan oleh hak veto dari Amerika. Wajar bila Israel sampai sekarang masih ongkang-ongkang kaki di tanah Palestina sebab negara nomor satu di dunia mendukung penuh apa yang mereka lakukan. Padahal banyak aksi diplomasi dari berbagai negeri muslim demi kedamaian Palestina namun akhirnya menghasilkan resolusi yang mandul.

Ramadan di berbagai negeri memanglah berbeda. Ramadan di Indonesia berlangsung dengan penuh kesakralan, ketenangan dan kemudahan dalam menyambut suka citanya. Namun meski 180 derajat dirundung pilu, warga Palestina tetap khusyu’ dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadan.

Deretan dukungan serta bantuan terus mengalir kepada Palestina, salah satunya dari presiden Iran Hassan Rouhani. Ia menyebutkan “negara-negara muslim untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menekan rezim Israel dan mencegah pembantaian warga Palestina”(detik.com). Tak hanya perhatian bantuan pun segera dikirim kepada warga Palestina atas perang yang tak berkesudahan ini.

Lantas apakah bantuan kita sesegera mungkin menyelesaikan konflik mereka? Tentu saja belum, rakyat Palestina sejatinya membutuhkan perisai dan pelindung bagi mereka. Senjata tak bisa dihentikan dengan dialog, Senjata hanya bisa dilawan dengan senjata. Bila militer tak bisa dihentikan dengan diplomasi maka militer hanya bisa dihentikan dengan kekuatan militer yang kuat pula.

Maka apa yang disampaikan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani bahwa negeri-negeri muslim haruslah bersatu dalam melangkah menekan rezim dzolim Israel tentulah peryataan itu benar. Kekuasaan otoriter israel yang memerangi mereka hingga sekarang maka yang dibutuhkan rakyat palestina ialah  kekuasaan pula yang akan mengakhiri kedzoliman tersebut. dan tak lain dan tak bukan ialah Kekhilafahan Islam yang dapat menaklukan kedzaliman Israel.

“Sesungguhnya seorang imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung, maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggungjawab atasnya)“ (HR. al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad). Waallahu’alam. *

Azrina Fauziah

Aktivis Dakwah dan Member Komunitas Pena Langit


latestnews

View Full Version