View Full Version
Selasa, 14 May 2019

Lenyapnya Maksiat Hanyalah Fatamorgana

USAI tutup tahun 2018 yang penuh duka kini diawal tahun 2019 publik dikejutkan oleh kasus prostitusi online yang melibatkan artis dan model. Tak tanggung-tanggung 45 deretan nama para artis dan model ternyata ikut terlibat dalam kasus prostitusi online (tempo.co). Berawal dari penggrebekan artis cantik VA dan AS yang diduga tengah melayani tamu di Surabaya Jawa Timur.

Keterangan yang didapat oleh polisi bahwa hasil transaksi haram tersebut menghasilkan keuntungan yang cukup fantastis bagi para artis cantik ini, dari Rp 100 juta, Rp 75 juta, Rp 50 juta dan yang termurah Rp 25 juta (tempo.co). sebelumnya si pemesan berkencan, ia harus  memesan jasa mereka dengan online dan membayar 30 persen di muka.

 

Kenapa Prostitusi Masih Menjamur?

Pertayaan tersebut pasti akan menjadi pertanyaan dalam diri anda. Kenapa maksiat bak jamur di tengah musim hujan padahal lingkungan sekitar masih baik. Masih sholat, masih zakat, masih berpuasa bahkan masih banyak yang berangkat haji. Namun kenapa hal yang biasa dilakukan oleh hewan malah justru dilakukan oleh manusia.

Sejatinya pertanyaan tersebut sangatlah simple jika dijawab oleh diri kita dengan jujur. Sebab negeri ini tidaklah pernah menjadikan perzinahan sebagai tindakan kriminal. Kalau pun dimasukkan dalam tindakan kriminal, ketika ada salah satu pihak yang merasa dirugikan. Berbeda jika suka rela dan suka sama suka maka tidaklah dianggap tindakan kriminal.

Bahkan UU di negeri ini pun hanya dapat menjerat para mucikari seperti yang tertera pada pasal 296 KUHP dan pasal 506 KUHP tentang mucikari dengan ancaman hukuman penjara 1 tahun 4 bulan. sedangkan untuk penegakan hukum pada PSK belum ada KUHP yang mengaturnya.

Negara menganggap hal tersebut ialah privasi individu yang tidak boleh ada campur tangan orang lain di dalamnya. Sikap tersebut lahir karena negara ini megang prinsip sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Salah satunya ialah kebebasan bertingkah laku. Wajar saja prostitusi merajalela bak jamur meski telah banyak yang diadili namun yang terjadi kasus ini tetap ada hingga kini.

 

Membentengi Diri

Tak dipungkiri hidup di zaman jahiliah modern ini tentulah sangat sulit untuk menjaga keimanan. Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk terhindar dari jeratan maksiat tersebut? Tentu sebagai seorang muslim ketika beraktivitas dan menentukan kegiatan sehari-hari perlulah mengetahui standar apa yang digunakan dan dicontohkan Rasulullah Saw.

“..Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”.(HR. Malik, al Hakim, al Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm)

Bahwa islam telah menstandarkan segala sesuatu berasal dari wahyu maka seorang muslim akan terdorong untuk belajar agamanya secara intensif. Yah, islam mewajibkan penganutnya baik laki-laki, wanita, tua muda untuk belajar agama. Sebab agama islam telah mengatur mereka dalam segala aktivitas. Sehingga segala masalah kehidupan mendatang nantinya akan dapat tersolusikan dengan solusi islam.

Selain belajar Islam, haruslah memperhatikan lingkungan sekitarnya sebab lingkungan sangat mempengaruhi diri kita untuk menjadi pribadi seperti apa? Jika menginginkan pribadi yang baik maka tentulah berteman dengan teman-teman yang sholih itu sangatlah penting.

Rasulullah Saw bersabda “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Selanjutnya menkondisikan lingkungan, selain teman sholih kita juga memerlukan kondisi yang kondusif untuk menjadi pribadi yang lebih bertaqwa kepada Allah yakni adanya sistem pemerintahan islam yang tentu akan menjadikan islam sebagai landasan seluruh aspek negeri tersebut dengan islam bukan mendewakan hak kebebasan individu yang diusung sistem sekuler tentu akan menyebabkan mudorot bukan hanya pada dirinya namun juga seluruh kaum muslim.

“Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri”. (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).

Naudzubillahi mindzalik.

Azrina Fauziah

Aktivis dakwah, Anggota Komunitas Pena Langit Malang


latestnews

View Full Version