View Full Version
Rabu, 15 May 2019

Derita Muslim Uyghur, Kampanye Cina Menghapuskan Islam?

TAHUN Baru Imlek atau lebih dikenal oleh orang-orang Cina dengan sebutan Chunjie (Spring Festival) merupakan salah satu perayaan yang digelar oleh masyarakat Cina daratan maupun etnis Cina diaspora secara besar-besaran. Pada momen Imlek yang lalu pun digunakan rezim untuk upaya Cinaisasi minoritas etnis Uyghur, Kazakh, dan etnis muslim lain di Cina daratan.

Mereka dipaksa ikut merayakan Imlek dengan cara salah satunya menampilkan tarian tradisional yang biasanya ditampilkan untuk menghibur para dewa-dewi kepercayaan masyarakat Cina di wilayah Hotan, Xinjiang. Pernak-pernik ala Imlek juga dipasang di seluruh rumah-rumah umat muslim. Mereka juga dipaksa menonton film propaganda negara seperti China Dream misalnya. Anak-anak Uygur yang orangtuanya disekap di kamp-kamp konsetrasi dimana mereka dipaksa mengingkari keyakinan dan agama Islam, dididik layaknya etnis Han dengan mengajarkan adat istiadat dan kebudayan Cina.

Perayaan Imlek sarat dengan hadharah yang bertentangan dengan Islam. Masyarakat Cina melakukan penyembahan terhadap langit dan bumi, para leluhur, para dewa dalam agama Buddha dan Taoisme. Jelas ini adalah pemujaan terhadap politesime yang khas. Muslim yang ikut merayakan sama saja dengan menyekutukan Allah. Bukankah Rasulullah juga bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia menjadi bagian kaum tersebut”. Namun rupanya inilah upaya Cina menghapuskan nilai-nilai Islam yang dianut minoritas muslim di sana.

Mereka dipaksa merayakan Imlek sedangakn perayaan hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha dilarang. Rezim komunis Cina menganggap Islam layaknya penyakit mental yang harus dihilangkan. Upaya yang sampai saat ini terus mereka lakukan adalah pemaksaan pengadopsian identitas Cina melalui akulturasi, pernikahan silang etnis secara paksa, pemaksaan tunduk terhadap negara, dan larangan melakukan ibadah juga merayakan hari besar agama Islam.

Kezaliman rezim komunis Cina terhadap minoritas muslim di sana tidak akan pernah berhenti sebelum ada yang mampu bertindak tegas terhadap Cina untuk mengentikan setiap pelanggaran yang sudah mereka lakukan. Faktanya hari ini berbagai gerakan protes dilayangkan para aktivis HAM dan kemanusiaan di seluruh dunia pun Cina tetap bergeming. Dunia internasional dan PBB sekalipun sudah mengecam tapi belum nampak sama sekali keinginan Cina untuk menghentikan perbuatan mereka.

Malah mereka semakin menjadi-jadi. Saya rasa saat ini memang tidak ada satupun yang mampu berkuasa menghentikan Cina. Baik Amerika maupun PBB sekalipun. Cina menjadi sebuah negara yang tidak takut tekanan dari pihak manapun termasuk negeri-negeri adidaya Barat. Bahkan ia menjadi satu-satunya yang membuat Amerika khawatir dengan perekenomiannya. Ia pun seperti punya kekuatan absolut di wilayah Asia.

Cina memang belum sampai menjadi negara adidaya seperti Amerika tetapi mereka punya taktik cerdik dengan membangkitkan perekonomiannya sehingga mampu sekuat Amerika hari ini. Investasi di wilayah Asia dan negeri-negeri muslim selain membangkitkan perekonomian mereka, ini juga mampu mengikat penguasa negeri muslim supaya bungkam dan tunduk terhadap Cina.

Hari ini justru penguasa negeri-negeri muslim malah bungkam terhadap apa yang diderita saudaranya. Mereka lebih tertarik dengan tawaran menggiurkan investasi Cina di negeri mereka yang justru tidak berdampak banyak terhadap kesejahteraan rakyat. Muslim Uygur telah kehilangan pemimpin yang peduli dengan urusan mereka, mereka kehilangan Imam yang mereka berjuang bersamanya dan dilindungi olehnya, mereka kehilangan kepemimpinan Islam yang menanggapi tangisan, jeritan, dan teriakan mereka. Maka dari itu demi mengakhiri penderitaan muslim Uyghur dan umat muslim yang tertindas lain di seluruh dunia, butuh sebuah perjuang membangkitkan dan mempersatukan umat muslim dibawah naungan kepemimpinan Islam yang nantinya ia akan menjadi sebaik-baik pelindung umat muslim.*

Safira M. Shalihah

Mahasiswa Sastra Cina, Anggota Komunitas Pena Langit

 


latestnews

View Full Version