View Full Version
Rabu, 15 May 2019

Sahur di Dunia Berbuka di Surga

RAMADHAN adalah salah satu bulan yang suci, didalamnya penuh dengan keberkahan dan juga memiliki keutamaan yang berlimpah. Pahala dilipatgandakan, pintu-pintu surga dibuka selebar-lebarnya, bulan pengampunan dosa-dosa, setan-setan dibelenggu dan juga bulan diturunkanya Al Quran. Sudah seharusnya kaum muslimin bersuka cita menyambut datangnya bulan ini, namun dibelahan bumi yang lain menunjukan kondisi yang sangat menyedihkan.

Awal Ramadhan tahun ini diwarnai dengan duka umat Islam. Pasalnya, saudara-saudara kita yang ada di Palestina, mereka meregang nyawa setelah di bombardir oleh Israel. Bentrokan setidaknya dimulai pada Jumat, 3 Mei 2019 lalu (www.liputan6.com). Akibat serangan ini telah mengakibatkan 4 orang Israel tewas dan 24 orang warga sipil Palestina termasuk bayi serta Ibu hamil ikut menjadi korban dalam serangan ini. sekitar 70 warga Palestina terluka menurut Kementerian Kesehatan Gaza (www.aljazeera.com). Setidaknya ratusan rudal serta bom telah diluncurkan oleh Israel dan Gaza.

 

Mengapa dunia Islam seolah diam?

Konflik antara kedua negara ini sudah berlangsung sejak lama dan sampai saat ini belum menemui titik damai. Negeri-negeri kaum muslimin seakan tidak mampu untuk menyelesaikan konflik tersebut. Padahal jumlah mereka banyak dan tersebar di seluruh dunia. Solusi yang ditawarkan sebatas perundingan dan juga hanya sekedar mengecam.

Penguasa-penguasa negeri-negeri muslim hari ini telah telah terbelenggu dalam ikatan atas nama nasionalisme yang mengakibatkan seolah negara tidak boleh untuk mencampuri urusan negara lain sekalipun itu adalah mayoritas muslim yang saat ini dalam kondisi yang tertindas dan mengalami genosida secara terang-terangan.   

Bahkan, adanya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sekalipun tidak memberikan dampak yang besar bagi kemerdekaan yang sesungguhnya bagi Palestina. Beberapa hari lalu PBB berunding dan telah dibuat kesepakatan perjanjian gencatan senjata dengan Israel untuk mengakhiri gelombang kekerasan di Jalur Gaza dan Israel selatan yang telah menyebabkan puluhan orang tewas hal ini dinyatakan oleh Pejabat Palestina (www.aljazeera.com).

Selama ini gencatan senjata bukan merupakan solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak sebab, telah sering kali gencatan senjata ini dilanggar begitu saja sehingga konflik masih saja terus terjadi. Ternyata dengan adanya lembaga-lembaga internasional sekalipun belum cukup untuk mewujudkan kemerdekaan hakiki bagi Palestina bahkan negeri-negeri muslim lainnya yang saat ini juga tengah dilanda konflik.

 

Lalu, apa solusi tuntas untuk permasalahan ini?

Sesungguhnya konflik yang terjadi di Palestina berawal dari hilangnya perisai kaum muslim yaitu Khilafah Islamiyah. Selama kurang lebih 13 abad lamanya menaungi dunia dan menyatukan seluruh negeri-negeri muslim dan menguasai sekitar dua pertiga wilayah di dunia. Kepemimpinan ini berlandaskan kepada syariah Islam baik politik dalam negeri maupun luar negerinya. Banyak negara-negara yang menggabungkan diri kedalam wilayah Khilafah dan termasuk juga Palestina.

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, pemimpin Palestina menyerahkan kunci Baitul Maqdis kepada beliau sekaligus menandakan bahwa Palestina siap untuk dipimpin dibawah naungan Islam. Beberapa tahun berselang Palestina sempat di kuasai kembali oleh para tentara salib dan pembebas Palestina yang harum namanya hingga saat ini dikenal dengan nama Salahudin Al Ayubbi.

Masa konflik di Palestina dimulai sejak, Khilafah yang terakhir yaitu Ustmani di Turki di runtuhkan dan wilayahnya dibagi-bagi oleh para penjajah pasca kekalahannya dalam perang dunia 1 saat bersekutu dengan Jerman. Wilayah Khilafah menjadi bagian-bagian kecil yang mereka tersekat-sekat. Atas nama nasionalisme dan banyaknya penjajahan yang terjadi mereka akhirnya diberikan kemerdekaan semu oleh penjajah tanpa adanya persatuan umat islam kembali. Kala itu, Palestina pun dikuasai oleh para penjajah. Palestina dianggap kota suci untuk tiga agama sekaligus, sehingga konflik disana bertambah rumit. Bahkan dengan masuknya Israel yang diberikan tempat di Palestina ketika itu semakin mengancam Palestina. Hingga saat ini wilayah palestina tinggal menyisakan sedikit sekali tempat karena mayoritas telah di klaim dan dikuasai Israel.

Saat ini, nasionalisme seakan semakin menambah parah permasalahan dengan dibuktikan diamnya pemimpin-pemimpin muslim yang ada didunia. Mereka tidak bisa berbuat lebih dari sekadar mengecam, berunding dll. Padahal itu saja belum cukup karena saudara-saudara kita mengalami ancaman fisik.

Seharusnya untuk dapat terbebas maka dengan menghilangkan ancaman fisik itu dengan mengirimkan tentara atau semisalnya untuk membantu mengusir Israel dari bumi Palestina. Sekarang hal itu tidak dapat dilakukan. Berbeda halnya dalam Khilafah yang akan memberikan jaminan keamanan bagi warganya. Pasukannya adalah pasukan yang tidak takut mati bahkan, demi menjaga kehormatan seorng perempuan yang dilecehkan di pasar orang Yahudi, Khalifah mengirimkan pasukan yang kepala pasukan sudah sampai di pasar tersebut namun ekornya berada di Ibu Kota.

Apalagi di momen Ramadhan saat ini yang seharusnya menjadi saat yang paling dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia karena banyaknya keutamaan yang Allah berikan seharusnya juga menjadi momen bagi kita untuk ikut dalam mewujudkan persatuan umat Islam.*

Nirma

Mahasiswi tinggal di Kota Malang, Jawa Timur


latestnews

View Full Version