Oleh:
Nurul Florida, Mompreneur dan Penulis Buku
WAKTU kita dan semua manusia di dunia ini jatahnya sama yaitu 24 jam sehari, tidak ada yang bisa sesuka hati menambah jatah waktunya pun menguranginya. Imam Syafi'i pernah berkata “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”
Hal ini mengingatkan kita betapa waktu adalah hal yang sangat berharga sekaligus berbahaya, ia berharga karena tidak dapat dibeli, ditukar dengan milik orang lain dan diminta penambahannya, ia berbahaya karena jika kita tidak mengelolanya dengan baik ia seolah akan menjadi pedang yang "menebas" leher kita.
Sebagai seorang Muslim yang cerdas, ia akan dapat memahami hakikat waktu. Ia paham jika waktu itu punya batas dan akan Allah mintai pertanggungjawabannya untuk apa nikmat waktu itu ia digunakan.
Maka, yang dia lakukan adalah mengisi detik demi detik waktu yang dia miliki dengan hal-hal yang baik, mengisinya dengan amalan salih dengan harapan agar kelak amalan salihnya mampu melampaui batas usianya.
Seorang Muslim yang cerdas dia paham skala prioritas, bahwa sesuatu yang wajib adalah sangat utama dikerjakan, kemudian yang sunnah baru yang mubah, dia tidak bingung dan kehilangan pedoman, hal mana dulu yang harus ia kerjakan. Yang pasti, seorang Muslim itu cerdas mengelola waktu.
Wahai saudaraku, marilah tetap berjalan dalam jalan kebaikan karena itu merupakan salah satu bentuk penghargaan kita terhadap waktu dan bukti penghambaan kita kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala. Seperti firman-Nya, "DEMI MASA. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih. Dan saling menasehati dalam kebenaran. Saling menasehati dalam kebaikan” (QS.Al Ashr: 1-3).*