View Full Version
Senin, 29 Jul 2019

Fenomena Artis Nyebur Kolam Hitam

PUBLIK figur ibarat bunga. Apa yang dilakukan publik figure hari ini itulah yang menjadi cerminan masyarakat yang melihatnya. Berbicara tentang publik figure. Kita semua tahu bahwa mereka yang notabene sebagai panutan yang banyak dicontoh oleh masyarakat. Itu artinya aktivitas apapun yang dilakukan mereka, masyarakat banyak bisa mencontohnya.

Dan lagi-lagi dunia hiburan maupun dunia berita kembali dikejutkan oleh kasus yang sudah tidak tabu lagi dikalangan para artis. Kasus yang sama yang selalu terjadi secara berulang. Narkoba. Alih-alih menginginkan kebugaran pada jasmani, namun ternyata menjatuhkan diri sendiri. menceburkan diri ke dalam kolam hitam yang diselimuti asap candu, kolam narkoba.

Masih hangat-hangatnya tentang viralnya kasus seorang pelawak yang terciduk mengkonsumi sabu. Kini disusul pula oleh seorang aktris terkenal yang ikut juga mengonsumsi barang haram itu. Dengan alasan menjaga stamina saat bekerja. Sama saja dua-duanya beralasan demikian.

Mirisnya lagi jika pengedaran ataupun penggunaan obat-obat haram semacam itu dilakukan oleh remaja. Seperti dilansir dari Faktualnews.co polisi berhasil meringkus dua remaja di Jombang yang mengedarkan Pil Koplo, Rabu (24/7/2019)

Remaja-remaja itu ternyata juga menjadi bahan keresahan masyarakat sekitar. Karena mereka yang notabene masih remaja banyak ikut mengedarkan secara gelap pil-pil haram itu di wilayah Jogoroto.

Begitulah realita para artis ataupun remaja kita saat ini. Banyak dijumpai saat ini, artis-artis yang mendekam dipenjara maupun yang tengah melakukan rehabilitasi akibat narkoba. Begitupua remaja, yang seharusnya anak seumuran mereka bersekolah, namun mendekam di penjara atau meninggal karena kecanduan narkoba.

Sangat disayangkan ketika seorang artis yang banyak menjadi panutan, ternyata terlibat dalam skandal narkoba. Masyarakat seolah gelap mata, hanya menyaksikan. Tanpa berkomentar. Atau berkomentar namun tetap menyanjungnya. Bahkan kita tidak tahu diluar sana, mungkin saja ada yang malah ikut-ikutan gaya para artis yang menjadi idolanya.

Melihat dari alasan mereka baik para artis atau remaja. Semata-mata adalah untuk mencari kesenangan. Sebagaimana yang dipaparkan salah satu artis yang terjerat narkoba, dia merasa capek dengan rutinitas hariannya, seperti syuting dan beberapa kesibukan seorang artis. Dengan beralasan capek tidak bisa dijadikan pembenaran untuk bolehnya mengkonsumi obat-obat haram tersebut. Karena hal itu akhirnya berdampak pada masyarakat awam yang hanya tahu sang artis di depan layar kaca. Akhirnya masyarakat dengan kurang pemahaman membenarkan alasan itu.

Alasan tinggal alasan. Intinya mereka semua hanya butuh ketenangan, butuh istirahat, namun mereka juga perlu biaya untuk penghidupan. Mereka bekerja hingga lelah tanpa istirahat pastilah demi kehidupan mereka. Itulah standar kapitalis. Tolak ukur hanyalah kesenangan, tanpa memikirkan usahanya halal atau haram. Yang jadi tujuan adalah bagaimana mendapat materi sebanyak-banyaknya. Tidak peduli posisi mereka sebagai apa. Sebagai figuran atau tokoh biasa.

Sistem saat ini memang mengajarkan kepada publik atau masyarakat untuk menjadikan materi sebagai tujuan utama. Para artis bersusah payah tampil menghibur pemirsa, karena apa? Jawabannya materi. Lalu remaja yang masih belia sudah berani menyelundupkan narkoba? Karena apa, karena materi. Lagi-lagi materi yang dicari.

Sejatinya materi hanyalah tujuan bagi para kapitalis yang hanya mementingkan diri sendiri, apatis, dan acuh tak acuh terhadap fenomena yang terjadi. Dan kita lihat fakta saat ini, pemikiran-pemikiran masyarakat mulai teracuni kapitalis, karena sistem saat ini adalah sistem kapitalis, yaitu sistem menguntungkan pemilik modal. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Di negara kapitalis tidak ada yang namanya makan siang gratis, jargon tersebut tentu sudah familiar di telinga kita. Dan benar adanya. Apapun bisa dimiliki jika punya materi. Bahkan ada slogan, uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Slogan kapitalis tersebut banyak dipraktikkan di negeri ini baik oleh para pejabat maupun kalangan bawah sekalipun. Sehingga banyak bermunculan para tikus-tikus berdasi, atau tikus-tikus lusuh alias tikus tingkat bawah yang tidak tahu malu. Korupsi bukannya malu, malah menjadi kebanggaan.

Karena sistem kapitalis tujuannya hanya berdasar asas manfaat dan kesenangan maka sangat wajar jika yang dicari para artis ataupun masyarakat adalah kesenangan, kemewahan, uang dan jabatan yang padahal hal-hal tersebut belum tentu mampu membuat pribadi merasa ketenangan dan kebahagiaan. Terbukti artis saja yang memiliki banyak materi, dengan rela hati mengonsumi obat terlarang tersebut. Demi sebuah ketenangan. Itulah korban sistem.

Berbeda halnya dengan sistem yang Islam bawa. Islam merupakan solusi bagi setiap permasalah hidup manusia. Karena kitab sucinya yang menerangkan bahwa seluruh kehidupan manusia telah diatur oleh yang Maha Kuasa. Islam menawarkan solusi agar umatnya mencapai ketenangan dan kebahagiaan. Yaitu dengan menjauhi yang haram. Bagaimana akan meraih ketenangan, jika yang dikonsumi adalah hal-hal yang haram? Bagaimana ingin mencari kebahagiaan jika menjadi penyelundup barang haram?

Maka Islam dengan ajarannya yang sempurna menawarkan agar umat manusia kembali kepada tuntunan yang telah di berikan oleh sang pencipta. Yaitu Al-Qur’an dan sunnah. Islam menjadikan tolak ukur perbuatan manusia bukan atas dasar asas manfaat seperti halnya sistem kapitalis, namun yang menjadi tolak ukur perbuatan manusia dalam Islam yaitu hukum syara.

Hukum syara bisa kita ketahui dengan mengkaji pedoman yang telah diberikan olehNya. Baikk dan benarnya suatu perbuatan, di ukur dengan hukum syara. Jika perbuatan manusia sesuai dengan hukum syara, maka boleh dilakukan, namun jika bertentangan dengan hukum syara maka wajib ditinggalkan. Itulah standar halal dan haram dalam Islam. Suatu perbuatan bisa dihukumi halal atau haram karena di ukur oleh hukum syara. Baik pil-pil koplo ataupun sabu yang mana merugikan manusia itu sendiri, sudah pasti hukumnya haram dalam Islam.

Dengan asas hukum syara itulah Islam menjadi solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi umat manusia. Sudah barang tentu ada solusi bagi penyakit psikis seseorang semisal kegundahan, keresahan atau kelelahan manusia saat menghadapi kerasnya kehidupan. Allah berfirman dalam Al-qur’an surah Ar-ra’du ayat 28 tentang perintahnya kepada manusia agar berzikir kepadaNya agar diperolah ketenangan hati.

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat Allah). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (QS Ar-ra’du : 28)

Terkadang untuk mencari solusi tidak melulu harus njlimet atau konsultasi sana-sini dan malah akhirnya ngisap. Hanya cukup menerapkan Islam sebagai aturan hidup maka semua permasalahan akan ada jalan keluar. Sebagaimana firman Allah diatas, bahwa untuk meraih ketenangan, tidak perlu mengonsumsi obat apapun apalagi semisal pil koplo maupun asap haram. Karena hanya dengan mengingat sang pencipta, hati menjadi tenang dan juga menimbulkan rasa syukur dalam diri, atas nikmat sehat yang diberikan olehNya. Sehingga akan timbul rasa menyayangi tubuh sendiri, karena tubuh kita bukan milik kita, tapi milik Allah. Sejatinya kita harus menggunakannya dalam rangka mentaati perintah Allah.*

Rofikoh

Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin


latestnews

View Full Version