View Full Version
Kamis, 01 Aug 2019

Kemerdekaan Hakiki: Taat kepada Allah SWT

Oleh: Endah Husna

Beragam kegiatan menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia Tanggal 17 Agustus 2019 telah digelar mulai dari desa hingga kota. Mulai dari lomba menghias gapura, lomba kebersihan taman, lomba memasak, dan sederet lomba-lomba lainnya.

Mulai dari anak-anak hingga orangtua kian riuh ramai mengikutinya. Serasa merdeka dari segala derita. Inilah bentuk anak negeri ini memaknai dan mengisi kemerdekaan Tanah air.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merdeka artinya adalah bebas dari penghambaan, penjajahan dan sebagainya; berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu.

Apakah negeri ini sesungguhnya telah merdeka? Faktanya sangat mengejutkan, negeri yang mayoritas muslim ini, ternyata belum merdeka dari penghambaan kepada selain ALLAH SWT.

Adalah Kapitalisme-Sekulerisme, paham yang memisahkan antara kehidupan dengan Agama (red:Islam). Paham ini berasal dari asing, bukan dari Indonesia. Paham ini memandang bahwa manusia bisa membuat aturan sendiri untuk mengatur seluruh aspek kehidupannya.

Manusia bebas membuat hukum-hukum bahkan Undang-Undang untuk mengatur sebuah negara. Pun Indonesia telah mengambil paham ini untuk dijadikan sebagai asas dalam menjalani kehidupan ini.

Tampak dari para penguasanya yang sudah tidak takut lagi terhadap pengawasan ALLAH SWT, dengan semakin menggilanya korupsi di negeri ini, hingga negara mengalami kerugian akibat korupsi pada 2018 mencapai Rp 9,29 triliun, hal ini merupakan kajian dari Indonesia Corruption Watch (ICW)(KOMPAS.com, 28/04/2019).

Virus mematikan ini pun juga telah merasuk dikalangan remaja, sudah tidak ada lagi rasa malu dan takut kepada Sang Pencipta, hingga membunuh pun akan tetap ditempuh. 2,3 Juta kasus aborsi per tahun, 30 persen oleh Remaja. (KOMPAS.com, 16/02)

Yang lebih mengkwatirkan adalah hutang Indonesia , dengan hutang dan bunga  ini Indonesia telah berhasil dijajah. Ketergantungan terhadap asing akan membuat negeri  ini mudah disetir oleh para Kapital. Hutang adalah alat penjajahan modern. 

Dalam Statistik Utang Luar Negeri Indonesia edisi Maret 2019 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, pemerintah mencatat ULN Indonesai sebesar US$383,3 miliar dolar atau setara Rp 5.366 triliun dengan kurs Rp 14.000 (IDN Times, 13/04/2019).

Betapa mengerikan jika paham ini terus menjadi pedoman negeri ini, paham memisahkan agama dari seluruh aspek kehidupan.

Menjadi hal yang alamiah bahwa manusia itu lemah, membtuhkan kepada yang kuat. Manusia itu terbatas, membutuhkan kepada yang tidak terbatas. Inilah Islam, yang menjadikan ALLAH SWT sebagai satu-satunya yang berhak disembah. DIA-LAH yang berhak membuat aturan untuk mengatur kehidupan ini. Karena DIA-lah Sang pencipta dan Sang pengatur.

Dengan menjalankan seluruh aturan-NYA dan menjauhi segala larangan-NYA, maka itulah hakikatnya kita merdeka. Menghamba hanya kepada ALLAH SWT, inilah arti merdeka sesungguhnya. Taat secara sempurna, tidak memilih-milih aturan dari Sang pengatur.

Kemerdekaan akan kita raih tatkala seperangkat aturan negeri ini kembali kepada ALLAH SWT. Sebagaimana Rasulullah saw telah mencotohkannya tatkala membangun Madinah sebagai sebuah negara yang berlandaskan Alquran dan sunnah.

Hingga dilanjutkan oleh para sahabat beliau sampai 1300 tahun lamanya, Islam berjaya. Dan janji ALLAH SWT akan kembali jaya dari ujung timur. Indonesia kah? Allahu a’lam.


latestnews

View Full Version