View Full Version
Jum'at, 02 Aug 2019

Islamophobia Tak Pernah Padam

AKHIR-AKHIR ini, ditengah masyarakat tengah viral foto bendera yang bertuliskan kalimat “LaaIlaha Illa Allah, Muhammad Rasulullah”. Bendera yang bertuliskan hitam berwarna putih serta bertuliskan putih berwarna hitam ini menjadi buah bibir ditengah-tengah masyarakat berawal dari beredarnya foto siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sukabumi yang mengibarkan bendera tauhid di sekolah mereka.

Peristiwa ini kemudian menjadi sorotan karena rencana investigasi yang akan dilakukan oleh Kemenag terhadap peristiwa tersebut. Dengan masih memakai alasan yang sama, yaitu indikasi bahwa bendera tersebut mempunyai afiliasi dengan HizbutTahrir Indonesia (HTI). 

Sungguh sangat disayangkan apa yang dilakukan oleh Kemenag, terlebih menteri Agama itu sendiri juga seorang muslim. Sehingga tindakan investigasi cepat yang dilakukan oleh kemenag sangat berlebihan. Foto siswa-siswi madrasah yang mengibarkan bendera bertuliskan tauhid tepatnya di lapangan sekolah tidak hanya mengibarkan bendera ar Rayah dan al Liwa, tetapi ada juga yang membawa bendera merah putih. Terlihat ada tulisan 'MAN 1 Sukabumi ' di salah satu bendera lainnya (detikNews).

Sebagai seorang muslim, seharusnya kita memahami bahwa bendera bertuliskan Tauhid tersebut adalah simbol dari umat Islam dan bukan hanya milik organisasi tertentu. Jika ada pihak atau organisasi Islam yang menggunakan bendera tersebut, sah-sah saja bukan? Toh bendera tersebut adalah milik umat Islam. Siapapun dari umat Islam bisa menggunakannya.

Dan tidak ada yang aneh dari bendera tersebut. Yang ada justru seharusnya kita bangga terhadap bendera Tauhid tersebut, kita junjung tinggi dan kita muliakan karena kalimat Tauhid di dalamnya. Bukankah beberapa waktu yang lalu juga sudah dijelaskan bahwa bendera ini adalah milik umat Islam dan HTI pun juga mengatakan demikian? Tapi mengapa bendera Tauhid ini kembali dipermasalahkan? 

 

Islamophobia Agenda Barat

"Bagaikan kebakaran jenggot" para pejabat negara ini mendengar perihal pengibaran bendera ini dan segera mengusut kasus tersebut. Sepertinya kasus ini adalah kasus yang sangat urgent dan berbahaya. Mengapa dengan pengibaran bendera Islam Kemenag memerintahkan untuk cepat melakukan investigasi sedangkan di sisi yang lain kemenag malah meminta untuk memberikan ruang untuk bendera Pelangi alias LGBT? Tidak hanya itu, kasus ini juga tidak mengancam nyawa atau berbahaya bagi siapapun. Lalu apa kabar dengan kasus korupsi, pelecehan seksual, pembunuhan dan lain sebagainya? 

Bukankah kasus-kasus tersebut yang seharusnya menjadi perhatian lebih para penguasa saat ini? Ada apa dengan pola pikir penguasa saat ini yang memandang kebaikan sebagai keburukan dan memandang keburukan sebagai sesuatu yang baik. Hal ini tentu saja merupakan kesesatan pola berpikir yang kini di alami oleh rezim sekuler saat ini.

Penguasa saat ini seolah-olah penganut paham Islamophobia. Mereka takut bila umat Islam bangkit. Penguasa saat ini telah dicuci otak oleh sistem kapitalis-sekuler dimana umat muslim dijauhkan dari ajaran agamanya sendiri bahkan takut. Mereka di buat takut jika umat bangkit, maka kesenangan, kemewahan dan kekuasaan yang tengah mereka nikmati akan berakhir. Padahal mayoritas penguasa saat ini beragama Islam namun mereka lupa dan takut dengan ajaran agamanya sendiri.

Islamophobia sesungguhnya merupakan agenda penjajahan Barat. Barat selalu memiliki cara untuk mencitraburukan Islam, salah satunya barat memunculkan kelompok-kelompok ekstrem semisal Al-Qaeda dan ISIS . Dikutip dari laman globalresearch.ca bahwa Al Qaeda maupun negara Islam (ISIS) dibuat di AS. Dan merupakan sebuah instrumen teror yang sengaja dirancang untuk memecah dan menaklukkan Timur Tengah yang kaya minyak.

Inilah cara barat dalam menancapkan kekuasaannya di negeri-negeri muslim yang kaya sumber daya alam. Mereka menghancurkan umat Islam dengan membajak Islam. Disamping mengeruk kekayaan negeri muslim, barat juga mempunyai agenda ideologis. Yaitu menyebarkan paham kapitalisme liberal sekuler ke seluruh dunia. Umat dicekoki paham kebebasan tak terbatas yang merusak.

Sungguh barat sangat menyadari sepenuhnya bahwa hanya umat Islam yang totalitas menjalankan agamanya. Yang tidak hanya menjadikan Islam sebagai agama ritual tapi juga sebagai ideologi dalam kehidupannyalah yang mampu menghadang mereka. 

Barat sangat mengerti bahwa KhilafahNubuwwah sebagai institusi global yang akan menumbangkan ideologi mereka yang rusak. Sebuah institusi yang tidak terbantahkan telah mengantarkan umat pada kegemilangan peradaban selama belasan abad lamanya.

Karenanya untuk menghadang kebangkitannya kembali, mereka pun mengkriminalisasi istilahnya. Mereka menciptakan opini untuk menakuti umat yang tidak paham. Mereka juga memanfaatkan orang-orang yang lemah imannya untuk memerangi saudara-saudaranya sendiri  yang berjuang dalam ketaatan.Sayangnya para antek sekuler radikal ini tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya telah diperalat untuk menyerang umat Islam. 

 

Akankah Kita Biarkan?

Islamophobia sesungguhnya bukanlah hal baru. Pada masa awal mendakwahkan Islam Rasul dan para pengikutnya juga tidak luput dari serangan kebencian yang dilakukan oleh kaum Kafir Makkah.Para musuh Islam tidak akan pernah berhenti menebarkan ketakutan pada sesuatu yang sesungguhnya tak beralasan. Dengan meneladani Rasulullah SAW, umat muslim hendaknya menyadari bahwa ini adalah ujian, untuk mengukur seberapa tabah dan kuat umat Islam menggenggam akidahnya. Sebagai umat beriman kita juga tentu memahami sepenuhnya, bahwa visi seorang muslim bukan hanya dunia. Tetapi juga menggapai Ridho-Nya untuk jalan keselamatan akhirat. Karenanya para pejuang agama Allah, tidak perlu gentar dengan fitnah.

Umat justru harus semakin jelas memperlihatkan identitas keislamannya. Karena menangkal virus Islamophobia hanya bisa dilakukan dengan menampakan kebenaran, keindahan, kemuliaan dan kesempurnaan ajaran Islam.  Islam sebagai ideologi yang akan menjadi kompas dan solusi paripurna dalam mengatasi berbagai persoalan kehidupan.

Islam adalah agama "Rahmatan Lil Alamin". Tak selayaknya kita membiarkan umat dan masyarakat terjangkiti penyakit Islamophobia ini. Mengkaji Islam secara mendalam harus senantiasa kita lakukan agar kita benar-benar memahami ajaran Islam dan menolak semua persepsi buruk tentang Islam. Ide-ide Islam harus kita sebarkan agar masyarakat terhindar dari penyakit ini.Wallahu 'alam bishawab.*

Zulaikha

Mahasiswi IAIN Jember

 


latestnews

View Full Version