View Full Version
Kamis, 03 Oct 2019

Idealisme Dunia Intelektual

APA kabar mahasiswa? Pasca aksi heroik yang dilakukan masihkah bara api perjuangan tetap menyala? Masihkah jiwa kritis mahasiwa berkobar setelah mendapatkan perlakuan kekerasan dan melihat kebobrokan penguasa?

Atau justru sebaliknya? Takut atas perlakuan yang didapatkan dan bungkam dengan narasi radikalisme serta wawasan kebangsaan yang sengaja diciptakan penguasa atau memilih berkutat pada tugas kuliah semata?

 

Memahami Peran Strategis Mahasiswa 

Mahasiswa dari masa ke masa, selalu menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat. Begitu pun saat ini, semangat perlawanan terhadap kezaliman yang ditunjukkan oleh penguasa secara terang terangan telah menjadi pemancing  kesadaran mahasiswa akan buruknya penerapan sistem demokrasi di negeri ini.

Berbagai peristiwa yang silih berganti menimpa bangsa ini, telah merenggut kesejahteraan dari tubuh rakyat. Mencederai rasa kemanusiaan dan kewibawaan bangsa di hadapan asing dan aseng.

Tragedi kebakaran hutan dibeberapa daerah, revisi Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta lainnya.

Di sinilah idealisme mahasiwa  mulai di uji. Akankah mahasiswa mampu menyuarakan jerit hati rakyat dan menghadirkan solusi kongkrit untuk mengatasi seluruh persoalan yang dihadapi? Mampukah mahasiswa menjadi sosok yang tidak hanya "agen of change"  namun menjadi "Leader of change?"

Maka dari itu, harus ada sebuah kesatuan visi dan misi mahasiswa dalam menggerakkan roda perubahan di masyarakat agar tidak terjebak pragmatisme sesaat dan berakhir di meja jamuan. Kemudian diperlukan sebuah pemahaman yang jelas tentang akar masalah umat yang sebenarnya, serta bagaimana solusi tuntas untuk mengatasinya.

 

Visi Perjuangan Mahasiswa

Walhasil, aksi yang dilakukan mahasiswa saat ini, memang menjadi sebuah simbol bahwa pergerakan mahasiswa masih hidup. Hal ini patut diberikan apresiasi di tengah mati surinya pergerakan mahasiswa dalam menyuarakan keadilan.

Namun perjuangan menegakkan keadilan tidak hanya sekedar agar suara mahasiswa didengarkan. Lebih dari itu pergerakan mahasiswa haruslah memiliki visi yang jelas agar nantinya tidak berhenti di meja hidangan penguasa. Visi pergerakan mahasiswa harus bersumber dari pemikiran yang shohih dan memiliki misi (metode)  yang benar dalam mewujudkan apa yang di cita-citakan.

Maka visi itu tak lain adalah Islam politik. Mengapa harus Islam politik? 

Karena Islam memiliki kekuatan pemikiran dan tata aturan (syariah) yang lengkap untuk memecahkan seluruh persoalan umat. Dan hal ini hanya mungkin diwujudkan jika syariah diterapkan dalam sebuah institusi negara. Politik di dalam Islam adalah pengaturan segala urusan umat (ri’ayatu syuunil ummah).  Negara sebagai instutusi politik Islam memegang peranan penting dalam setiap pengaturan ini.

Rasulullah SAW sejak awal kepemimpinannya telah mencontohkan praktek politik skala negara dengan berdirinya daulah di Madinah sebagai negara Islam pertama.

Rasulullah SAW telah menegakkan sendi-sendi  politik Islam mulai dari pengaturan urusan pemerintahan, ekonomi, hukum, pendidikan, kesehatan, dan sosial. Kemudian pemerintahan berlanjut hingga kekhalifahan Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib  hingga kekhalifahan terakhir di Turki Usmani. Praktis selama 13 abad lebih melalui kekuatan Islam politik, umat Islam tampil menjadi sebuah kekuatan besar dan menjadi umat terbaik. Inilah mengapa visi perjuangan mahasiswa yang ingin membangkitkan kembali umat,  harus berupa Islam politik.

 

Tantangan Mahasiswa saat Ini

Sekulerisme telah melanggengkan neoimperialisme akibat berkuasanya para kapitalis yang dapat berlaku sewenang-wenang  karena didukung oleh penguasa. Hukum agama tidak diberi ruang dalam publik, karena agama telah dipenjara dalam ruang pribadi. Akibatnya hukum adalah milik para kapitalis.
Maka krisis multidimensi melanda negeri dari berbagai sisi. Mulai dari pemerintahan, ekonomi, kesehatan, hukum, pendidikan hingga tata pergaulan.

Inilah tantangan yang masih membentang di hadapan mahasiswa dan umat Islam. Bagaimana menghapus sistem sekulerisme yang menjadi biang segala problematika umat hari ini.

Sejatinya perubahan yang lebih baik tidak akan pernah terjadi selama berpaling dari syariah sebagai institusi politik Islam, karena telah terbukti selama 13 abad bahwa penerapannya dalam setiap aspek kehidupan akan menghantarkan pada kemajuan peradaban kehidupan manusia.

Allah SWT berfirman :

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (Qs. Al Anbiya : 107)

Melihat betapa  pentingnya visi politik Islam pada perjuangan mahasiswa, maka sudah saatnya mahasiswa kembali menjadikan Islam kaffah-politik sebagai mainstrem perjuangan dan satu satunya solusi menuju Negeri dan dunia yang lebih baik.

Inilah visi besar pergerakan mahasiwa yang akan menghantarkan pada perubahan yang sejati. Menghasilkan kebangkitan yang hakiki sebagaimana dulu umat ini begitu disegani, berwibawa dan hidup dalam kesejahteraan, makmur dan adil.*

Putri Irfani S, S.Pd

Muslimah Dakwah Community


latestnews

View Full Version