Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik)
Lebanon rusuh karena aksi demo rakyat atas pemerintahan korup yang dibenturkan dengan kelompok Syi'ah Hizbullah dukungan Iran.
Kelompok Syi'ah teriak "Syi'ah, Syi'ah, Syi'ah" sementara kelompok pengunjuk rasa pro demokrasi dan anti korupsi berteriak pada kelompok Syi'ah "Ini bukan Iran !". Rupanya disadari bahwa rezim bermain atau menjadi kepanjangan tangan dari negara Syi'ah Iran.
Mantan Sekjen Hizbullah Subhi Tufayli terang terangan menuduh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dibelakang korupsi di Lebanon.
Di Irak juga terjadi aksi anti korupsi rezim Syi'ah. Benturan antar kelompok Syi'ah dan Sunni terjadi. Dalang korupsi dan kerusuhan lagi lagi dukungan pemerintah Iran. 250 pengunjuk rasa dikhabarkan tewas.
Negara negara Islam dimana Syi'ah dibebaskan berkembang selalu diikuti oleh pengendalian negara Iran. Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman adalah contoh. Ideologi Imamah dengan "Wilayatul Faqih" yang berkedudukan di Iran senantiasa mengacaukan negara negara muslim mayoritas Sunni.
Ekspor revolusi Iran sejak 1979 ke berbagai belahan dunia menuai hasil berupa kekacauan demi kekacauan. Imamah adalah "Khilafah" Syi'ah yang diperjuangkan untuk menguasai dunia Islam. Timur Tengah berhasil diacak acak oleh penguasa jahat negara Iran.
Iran tak pernah perang konfrontatif dengan Israel yang menjadi "musuh" dalam omongan semata. Iran dicitrakan sebagai negara anti Israel akan terapi realitanya justru selalu mengacaukan negara negara Islam Sunni. Dusta (taqiyah) adalah dogma Syi'ah.
Asia Tenggara kini menjadi target. Dan yang paling empuk sebagai sasaran adalah Indonesia. Mayoritas masyarakat muslim Sunni. Pemerintahnya "terbuka" bahkan "tak faham bahaya" dan hanya memikirkan "investasi dan investasi". Negara terancam pun masa bodoh karena yang difikirkan cuma duit dan duit. Walau hutang sudah selangit.
Malaysia dan Brunei Darussalam jauh lebih waspada akan perkembangan Syi'ah yang didukung penuh oleh negara Iran tersebut.
IJABI dan ABI adalah organisasi Syi'ah di Indonesia. Husainiyat dan kelompok pengembangan dibentuk di seluruh Indonesia. MUI menyebut ada 6 poros besar penyebaran.
MUI memfatwakan sesat ajaran Syi'ah karena meragukan keaslian Qur'an, meyakini kesucian Imam, memaki dan melaknat Shahabat dan istri Rosulullah SAW, serta melegalisasi nikah kontrak. Lebih jauh Rukun Islam dan Rukun Iman Syiah pun berbeda.
Kedutaan besar Iran di Jakarta mengomando syiahisasi di Indonesia. Markas Besarnya adalah Atase Kebudayaan Kedubes Iran dengan unit ICC (Islamic Culture Center) di Jakarta. Dengan "deception" seperti moderasi, teosofi, atau " cinta Nabi dan ahlul bait" dijebaklah umat agar simpati.
Bila sampai kualifikasi kader maka "Imamah" menjadi fokus bahasan dengan aktualisasi pada gerakan budaya maupun politik. Mencari suaka pada partai politik yang berkuasa dan menjilat penguasa tertinggi. Pemerintah Iran mensupport sepenuhnya dengan dana, lobbi, dan investasi.
Negara Iran berbahaya bagi bangsa Indonesia karena kekuatan ekonomi dan politiknya. Dengan kekuatan ini Iran tawarkan kerjasama dan persahabatan. Tujuan dibaliknya adalah untuk memproteksi pengembangan Syi'ah di Indonesia. Isu "keberanian" melawan AS menjadi magnet. Tapi sebenarnya Israel lah yang ikut "memainkan" ritme.
Jika Syi'ah semakin berkembang di Indonesia sudah dapat dipastikan akan terjadi konflik besar dengan umat Islam. Dan karena Negara Iran ikut mengendalikan konflik, maka hancurlah NKRI sebagaimana hancurnya Negara Irak, Yaman dan Suriah. Waspada bahaya Iran bagi NKRI..!