View Full Version
Rabu, 25 Dec 2019

Jika Jihad Dihapus, Basmi Musuh dengan Game Onlinekah?

 

Oleh: Rut Sri Wahyuningsih

Terasa sekali ketegangan di lingkungan pemerintah, entah akibat apa. Karena isu Radikalismekah? Padahal merekalah yang lempar batu sembunyi tangan, buruk muka kaca dibelah. Kali ini yang jadi sasaran adalah materi khilafah dan jihad diganti dengan materi Islam wasthiyah.

Menag Fahrur Razi memerintahkan seluruh materi ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad untuk ditarik dan diganti. Hal ini sesuai ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162 dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada Kementerian Agama (Kemenag), Umar, menjelaskan  yang dihilangkan sebenarnya bukan hanya materi khilafah dan perang. Setiap materi yang berbau ke kanan-kananan atau ke kiri-kirian juga akan dihilangkan.  Dan setiap materi ajaran yang berbau tidak mengedepankan kedamaian, keutuhan dan toleransi juga dihilangkan. Karena kita mengedepankan pada Islam wasathiyah (Republika.co.id, 7/12/2019).

Dan masih banyak lagi argumentasi yang dikemukakan hanya untuk menarasikan bahwa khilafah dan jihad tidak cocok untuk generasi Muslim hari ini. Entahlah, dia berasal dari planet mana sehingga wawasannya sempit dan hanya berputar-putar pada sesuatu yang tidak berdalil. Baik istilah, dalil maupun jejak sejarah dipelintir semau mereka. Hanya supaya " Bapak" senang.

Seharusnya generasi Muslim hari ini segera dikenalkan kepada pemerintahan Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Sebab, kebencian terhadap Islam semakin menjadi-jadi dan ini tidak bisa dibiarkan. Ketidakadilan yang dialami hari ini terhadap kaum Muslimin karena pengaturan kufur, bukan syariat Allah. 

Dalil keharusan belajar dan menerapkan hukum Allah adalah:

“Dan apa yang diberikan Rasul (Shallallahu ‘alaihi wasallam) kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (QS. Al-Hasyr : 7).

Sehingga jelaslah jika kita mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW tidak cukup hanya mempelajari shirohnya saja. Kisah tentang keluarga dan para sahabatnya penting, namun risalah yang dibawa beliau juga tak kalah penting. Rasul menegakkan negara dan menyerukan jihad bukan sekadar untuk memenuhi catatan sejarah, namun itu misi ilahiyah, mukjizat bagi beliau dan umatnya.

Sangat jauhnya jarak antara Rasulullah dengan kita hari ini dan ketiadaan institusi warisan Rasulullah, Khilafah, membuat kaum Muslim semakin jauh dari agamanya. Kita dengan mudahnya menerima konsep kafir dan tipu dayanya. Perang / jihad yang dimaksudkan Islam sebagai bentuk ketaatan tertinggi kepada Allah dan RasulNya dianggap tak berharga. Masa iya, saat Islam dan kaum muslimin diserang, cukup bisa diselesaikan dengan permainan perang ala game online? 

Apakah instruksi dalam game itu cukup secara teknis untuk mengetahui apa itu perang? Jelas tidak, sebab tujuan perang ala game dan jihad sangatlah jauh. Nilainya pun tak sebanding, tak ada reward sebaik jihad fi Sabilillah. Apa yang berasal dari kejeniusan manusia berupa settingan teknologi kekinian akan tenggelam dengan perintah wahyu.

Ya, jihad adalah bentuk pembebasan fisik yang menghalangi syiar Islam. Jihad akan diemban oleh Negara Daulah Khilafah sebagai tindakan politiknya.  Hal itu akan sangat susah diingkari. Banyak negeri-negeri yang dulunya jahiliyah setelah mengenal Islam akibat futuhadnya (pembebasan) berubah menjadi berkah. Maka para pemuda Muslim pada zaman Rasulullah, para sahabat dan kholifah-kholifah selanjutnya didapati kecintaan yang luar biasa dalam jihad. Karena itulah jalan teragung meninggikan kalimat Allah, hidup mulia mati syahid. Sungguh, tak ada sedikit pun kerugian karena jihad bernilai ibadah.

Sekali lagi, ketegangan itu telah terjadi. Hal ini disebabkan karena kegagalan penguasa yang mengikuti arahan kafir pembenci Islam. Kapitalisme dengan Demokrasinya telah gagal secara rumus, sehingga ketika diterapkan pun tak akan membawa hasil yang lebih baik. Malah menuju kepada kebinasaan. Kemenangan Islam telah tampak dan ditampakkan oleh Allah SWT, maka masihkah mereka bisa berlindung di balik ketiak kufar? Wallahu a' lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version