Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Pasca OTT Wahyu Setiawan oleh Komisi Pemberantasan Pemilu (KPK) soal Pengganti Antar Waktu (PAW) anggota de-pe-er dari partai pemenang pemilu, kini lebih dari dua ratusan juta pasang mata dan telinga menunggu nyanyianmu, Wahyu.
Nyanyian merdumu sangat dinanti publik di negaramu yang kropos karena ulah tikus-tikus berdasi yang menggerogoti uang negara. Wahyu, tentu kau tidak mau hanya di lingkungan keluarga besarmu saja tak terkecuali istri dan anak-anakmu saja yang harus terdampak menjadi korban sosial menanggung aib di kehidupan masyarakat.
Kata-katamu yang sungguh unik, "Siap Mainkan" merupakan gambaran kepada publik bahwa kepemimpinan Komisioner KPU bersifat kolektif sehingga kau tidak dimungkinkan bermain "Single" dalam kasus yang melibatkan dirimu.
Publik menilai dan berharap kepadamu, Wahyu, untuk bernyanyi dengan suara lantang dalam arti berbicara jujur siapa saja yang terlibat dalam kasus yang menjerat dirimu.
Ingatlah Wahyu, pesan atau prinsip yang disampaikan sahabat Nabi SAW, Abu Dzar Al Ghifari Ra, beliau mengatakan: "Kebenaran yang bisu bukanlah kebenaran". Dalam arti kebenaran harus disampaikan apa pun risikonya.
Wahyu, publik sangat menunggu nyanyian merdumu dalam arti kau berani mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi di lingkup bidang dan tanggung jawab KPU.
Judul lagu, "Siap Mainkan" yang kau rilis hendaknya kau isi dengan narasi-narasi fakta soal siapa saja yang terlibat dalam kasusmu.
Akhirnya, publik akan memberikan apresiasi kepada kau, Wahyu, kalau saja kau mau bernyanyi dalam arti membeberkan kronologi kasusmu dengan jujur dan transparan