Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Dalam hasanah Jawa dikenal peribahasa: Anak Polah Bapak Kepradah (APBK) yang kalau dialihbahasakan ke bahasa Indonesia artinya apa yang dilakukan anak akan berdampak kepada orangtuanya.
APBK ini kadang bisa bersifat positif demikian juga bisa negatif. Contoh yang negatif, misalnya, anak berbuat sesuatu di lingkungannya hingga berurusan dengan aparat akhirnya orang tua pun ikut dibuat tidak nyaman. Kalau yang positif, misalnya, anak gadis atau perjaka yang sudah siap nikah dan sudah ada calonnya tentu juga harus melibatkan orang tua.
Dalam hal APBK, saat ini tidak sedikit para orang tua yang menangis akibat tingkah polah anaknya yang salah didik karena saat anak masih kecil orang tua takut anak menangis saat dididik.
Terlepas dari masih adanya APBK yang ada dari dulu hingga kini, penulis mencoba mengangkat fenomena yang terbalik dari APBK yang terjadi hari ini.
Fenomena APBK kini bergeser terbalik berubah menjadi Bapak Polah Anak Kepradah (BPAK), apa yang dilakukan Bapak berdampak kepada anak.
Munculnya "Politik Kedisnatian" akhir-akhir ini dapat digolongkan termasuk BPAK. Bapaknya polah jadi presiden berdampak anaknya ingin jadi wali kota atau bupati.
Tidak terbayangkan jika bapaknya yang jadi presiden punya anak, menantu dan keponakan berjumlah 34 orang akan menjadi gubernur, maka seluruh provinsi yang ada di negeri ini bisa berasal dari satu keluarga presiden, mungkinkah?
Saat mudik Idul Fitri bisa jadi nanti kumpul dalam satu rumah gubernur seluruh Indonesia. Opo tumon?