View Full Version
Selasa, 04 Feb 2020

Corona Semakin Mengkhawatirkan dan Mematikan

Oleh:

Sri Lestari, ST

Wirausaha dan Pemerhati Sosial

 

BEGITU mengejutkan dan membuat gempar dunia. Corona 2019-nCoV telah membuat sejumlah negara was was. Apalagi, virus yang disebut mirip sindrom pernapasan akut berat (SARS) itu telah menjangkit 1.448 orang dan menyebar di 12 negara. Termasuk negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Virus tanpa wujud ini, mampu melumpuhkan dan mematikan manusia.

Begitu bahayanya virus corona, Amerika Serikat merencanakan penerbangan carter pada Minggu (26/1/2020) untuk membawa warga negara dan diplomatnya kembali dari kota Wuhan di China, pusat penyebaran virus corona.

Tidak hanya Amerika, Rusia juga mengevakuasi warga negaranya dari kota Wuhan dan provinsi Hubei, pusat merebaknya virus baru mirip flu, kata kantor berita RIA mengutip kedutaan besar Rusia.

Semakin meningkatnya korban virus corona dan terus mewabahnya virus ini, benar-benar telah menaruh kekhawatiran tingkat tinggi. Memiliki harapan besar bahwa negara akan segera melakukan tindakan agar virus yang membahayakan ini tidak masuk ke bumi pertiwi.

Tetapi sungguh disayangkan, harapan yang diinginkan berbuah kekecewaan. Ketika semua negara waspada terhadap virus coronaV,  pemerintah tidak segera mengambil tindakan pencegahan total dengan kebijakan travel warning atau larangan masukknya turis china ke Indonesia.

Hal demikian tampak bahwa pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menerima 174 turis asal Kunming, China, di Bandara Internasional Minangkabau di Padang pada Minggu (26/1). Selain itu, tampak dari ungkapan yang dilontarkan oleh pejabat negeri ini.

"kita tidak melakukan restriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa terhenti", kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1, Bandara Soekarno-Hatta, dr. Anas Ma'aruf di gedung Kemenkes.

Pernyataan yang dilontarkan pejabat sungguh menyakitkan hati rakyat. Bagaimana tidak, virus yang membahayakan dan mematikan dibiarkan tanpa adanya penanganan. Seolah serangan virus corona tidak berbahaya.  Selain itu, bisnis yang menuai untung lebih menjadi prioritas dari perlindungan total terhadap rakyat. Tentu hal demikian tidak boleh dibiarkan.

Islam memiliki penanganan jitu dalam menangani virus yang belum diketahui obatnya. Wabah penyakit menular pernah terjadi di masa Nabi Muhammad SAW. Wabah itu ialah pes dan lepra yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Di masa Khalifah Umar bin Khaththab, wabah kolera menyerang Negeri Syam. Negeri Syam kala itu sekitar tahun 18 Hijriah, juga pernah diserang wabah Qu’ash.

Wabah tersebut menelan korban jiwa sebanyak 25 ribu kaum muslimin. Beberapa sahabat Nabi Muhammad saw meninggal akibat wabah qu’ash, yakni Mu’adz ibn Jabbal, Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al-Abbas ibn Abdul Muthallib.

Kala itu negara Islam menangani wabah tersebut dengan metode karantina. Rasulullah memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus yang jauh dari pemukiman penduduk. Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail, kemudian dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total. Selain itu, para ilmuwan muslim bekerja keras mencari cara pengobatan terhadap wabah penyakit.

Islam memandang wabah penyakit sebagai sarana mengingat kebesaran Allah SWT dan terdorong untuk bekerja keras menangani penyakit tersebut. Hingga saat itu negara Islam menjadi negara yang terdepan dalam penanganan penyakit.

Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan berada dekat wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar. Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)

Negara sangat berperan dalam pencegahan dan menangani korban virus yang membahayakan. Kesehatan rakyat berada ditangan negara. Dengan demikian, virus corona tidak akan menyebar tatkala negara benar-benar melindungi rakyat dalam hal kesehatan. Sebelunm virus itu menyapa rakyat, negara sudah melakukan pencegahan. Pencegahan yang dilakukan tidak lain adalah menutup rapat siapa saja yang menjadi asal muasal virus yang membahayakan.

Dari sini cukup jelas, agar virus corona tidak masuk ke Indonesia pemerintah harus menutup rapat bagi turis China yang ingin masuk ke Indonesia. Karena virus corona berasal dari Wuhan di China.*


latestnews

View Full Version