View Full Version
Senin, 17 Feb 2020

Hape-krasi

Oleh: M Rizal Fadillah

Istilah yang bisa menandingi aristokrasi atau demokrasi. Hape sebutan milenial untuk Hand Phone (HP). Jadi maknanya adalah kekuasaan itu berada pada hape. Dari, oleh, dan untuk hape.

Keberadaan "hapekrasi" tak dikenal dalam ilmu politik atau ilmu apapun yang berhubungan dengan kekuasaan. Tetapi dalam fakta keseharian kekuasaan itu sangat terasa. Ada ketergantungan dan betapa kuatnya hape mendominasi.

Komunikasi antar personal di ruang privat hingga publik kini lebih efektif melalui alat ini. Hape bukan hanya bernilai instrumental, tetapi komunal bahkan fundamental. Dari anak anak hingga lanjut usia menggenggam hape.

Untuk keperluan sekolah hingga belanja hape juga berguna. Bisnis bisa ambyar tanpa info yang didapat dalam hape. Ketinggalan hape bisa menyebabkan kepanikan melebihi ketinggalan suami atau istri. Hape adalah kekuasaan. Untung saja belum sampai pada keberhalaan.

Dalam proses politik dimana ada input, support, atau ouput berupa produk kebijakan politik, hape pun berada di front depan. Apa yang beredar di media sosial sebagai konten dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Seorang pejabat terpaksa harus melakukan klarifikasi atau meminta maaf karena serangan berat yang terpaksa ia baca pada hape. Padahal di media cetak masalahnya tidak termuat. Demikian juga seseorang dapat dipenjara karena mengedarkan konten tertentu dari hapenya.

Keseleo lidah ahok "dibohongi Al Maidah 51" beredar gencar di media sosial hape. Hampir setiap orang menjadi tahu meski tak terberitakan di media cetak atau visual. Berkumpulnya jutaan orang di Monas pada aksi dan reuni 212 adalah efek hape. Tak ada undangan tertulis untuk itu. Yudian yang menyatakan "agama musuh terbesar Pancasila" juga babak belur dan hancur reputasi karena hape. Bukan mustahil Presiden juga bisa jatuh oleh hape. Hape memang luar biasa berefek tembak dan bisa meledakkan.

Ketika beberapa hari jaringan internet dimatikan oleh penguasa demi keamanan dalam kasus aksi Jakarta atau Papua maka kerugian usaha mencapai milyaran bahkan trilyunan rupiah.

Pada tahun 2019 tercatat pemadaman internet lebih dari 18.000 jam di seluruh dunia. Kondisi ini membuat perekonomian dunia merugi USD 8 Milyar atau 110,4 Trilyun rupiah (kurs 13,800/USD). Bisa dibayangkan ambruknya perekonomian dunia tanpa hape saat ini.

Hapekrasi adalah realita bukan teori. Karena hape adalah "kratos" maka negara yang takut kekuasaannya goyah lalu mencoba mengendalikan konten hape rakyatnya maka dipastikan ia akan hancur oleh serangan konten hape rakyatnya pula. Hape itu sangat berkuasa. Hidup hapekrasi !

*) Pemerhati Politik


latestnews

View Full Version