Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Jika mau kita perhatikan, dalam seratus hari kerja pemerintahan Jokowi Jilid-2 ini sarat dipenuhi kegaduhan. Ironisnya, kegaduhan terjadi justru datangnya dari orang-orang yang ada dalam lingkaran kekuasaan.
Kegaduhan seolah silih berganti, dari kegaduhan yang satu belum reda muncul kegaduhan yang lain. Kegaduhan soal Harun Masiku yang masih sembunyi atau disembunyikan belum tuntas, muncul kegaduhan terbaru soal pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bahwa agama menjadi musuh Pancasila.
Jika kita lacak jejak digital Yudian sebelum menjabat Kepala BPIP tentu tidaklah asing lagi terutama saat yang bersangkutan menjadi rektor UIN Yogyakarta pernah mewacanakan pelarangan cadar, dan bahkan yang cukup fenomenal yang bersangkutan meluluskan disertasi Abdul Aziz yang cukup menghebohkan yakni menghalalkan zina.
Tidak terbayangkan apakah jadinya kelak pola pikir para mahasiswa jebolan UIN kalau pola pikir rektornya seperti yang bersangkutan? Wajar, jika kemudian deras tuntutan pencopoton jabatan yang bersangkutan bahkan ada tuntutan pembubaran BPIP yang dirasakan hasil dari tugas dan fungsinya tidak terlalu signifikan pengaruhnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terlepas dari munculnya kegaduhan demi kegaduhan, layak timbul pertanyaan yang sangat mendasar, siapakah sebenarnya yang menjadi produsen kegaduhan di negeri aneh tapi nyata ini?