View Full Version
Sabtu, 14 Mar 2020

Indonesia Darurat Nasional Corona, Bagaimana Sikap Seorang Muslim?

 

Oleh:

Ahsani Ashri, S.Tr.Gz

Nutritionist, Pemerhati Sosial

 

INNALILLAHI wa innailaihi raaji’un, berbagai musibah terjadi di negeri yang kita cintai ini, dari mulai angin kencang, longsor, banjir, dan berbagai macam wabah penyakit serta berbagai bentuk krisis, baik krisis ekonomi, keamanan, maupun politik. Semua itu, satu persatu, silih berganti datang menjelang, belum selesai tertangani masalah yang satu, muncul masalah yang lain.

Sekitar dua pekan lalu, Indonesia mengumumkan kasus pertama corona yang menimpa 2 orang (ibu dan anak) di Kota Depok. Namun hari ini kasus pasien positif virus Corona bertambah 35 orang. Kini total ada 69 orang di Indonesia yang positif Corona. Dua di antaranya masih bayi (news.detik.com)

Dilansir dari CNN Indonesia, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan mekanisme tanggap darurat menghadapi penanggulangan pandemi virus corona."Kami merekomendasikan beberapa hal yang penting dan darurat untuk menekan transmisi lokal dan mencegah penyebaran lebih luas. Salah satunya, meningkatkan mekanisme tanggap darurat termasuk deklarasi darurat nasional," ujarnya dalam surat yang diterima.

Kondisi sedemikian rupa membuai masyarakat di negeri +62 panik dan menjadi “Coronaphobia”. Singkat cerita, kejadian ini dialami oleh adik saya yang saat itu sedang berbelanja di suatu mall, ia sedang melihat lihat sepatu di suatu toko, kebetulan itu sepatunya agak berdebu dan kondisi adik saya memang alergi debu. Tiba tiba adik saya bersin pertama, respon orang disekitar langsung menengok ke adik saya, bersin kedua orang orang melototi adik saya, dan bersin ketiga orang orang langsung meninggalkan toko itu. Barangkali orang disekitarnya was-was kalau adik saya ada gejala corona, Na’udzubillahi min dzalik.

Belum lagi kasus kasus penimbunan masker dan hand sanitizer yang mendzalimi orang lain karena mereka menjual lagi dengan harga yang tingi. Dan mirisnya orang yang sakit jadi tidak mampu membeli masker dengan harga yang tinggi padahal mereka sangat membutuhkan.

Ironinya negeri ini, kondisi sudah sedemikian rupa heboh dan mencengkram karena jumlah pasien terus bertambah namun sikap pemerintah masih cenderung lalai dalam mengambil langkah tegas preventifnya, hal ini ditunjukkan dengan masih belum melarang orang asing dari Tiongkok ke Indonesia dan hanya perketat syarat tinggal di Indonesia, Visa masih dapat diberikan bagi mereka yang sudah melewati masa 14 hari dengan sejumlah syarat yang wajib dipenuhi orang asing tersebut (CNNIndonesia)

Sebagai seorang Muslim, hendaknya menyikapi tidak terlalu berlebihan panik dan tidak juga meremehkan penyakit tersebut sehingga lebih takut kepada virus daripada ingat kepada Allah. Karena pada hakikatnya virus ini adalah ciptaan Allah, tidak ada yang bisa mencegah terjadinya segala sesuatu kepada kita melainkan atas kehendak Allah. Allah berfirman, “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (At Taghabun: 11)

Maka seharusnya kita berfikir keras, bagaimana menjadi seorang yang layak ditolong allah. Doa doa yang diajarkan Rasulullah hendaknya diamalkan karena doa adalah senjata kaum muslimin, penuhi dzkir kepada Allah, perbanyak sedekah karena itu yang dapat menolak bala bencana, jauhi maksiat, perbuatan zalim kepada siapapun karena jika kita berbuat zalim maka perbuatan itu akan kembali kepada kita. Nau’dzubillahi min dzalik.

Bersamaan dengan itu kita harus mencari infpormasi yang valid dari pakarnya tentang virus dan penyebarannya. Mari kita disiplin untuk melaksanakan syariat sunnatullahnya, virus ini tidak menyebar lewat udara melainkan lewat cairan, sehingga kita harus menjaga keberhsihan tangan dengan mencuci tangan setiap habis aktivitas dan tidak menyentuh wajah, inilah salah satu hikmahnya jika kita selalu menjaga wudhu, tingkatkan kesehatan lahir kita, jaga pola makan dengan makanan bergizi seimbang dan olahraga secara teratur. Jaga pikiranagar tidak mudah stress, supaya daya tahan tubuh kuat.

Dan perlu diingat kita tidak boleh bersandar pada ikhtiar sehingga melupakan Allah. Kalimat “hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir” adalah salah satu kalimat dzikir yang banyak dianjurkan. Meskipun terkesan sangat pendek, tetapi ayat “hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir” memiliki arti dan makna yang dalam atas kedekatan dan rasa tawakal kita kepada Allah SWT. “Cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami.” Terakhir, Semoga Allah melindungi kita dari wabah penyakit ini dan mengangkat musibah ini dari umat manusia, sehingga tidak lagi ada kesombongan dan digantikan dengan keimanan. Wallahu’alam bis shawab.*


latestnews

View Full Version