View Full Version
Ahad, 15 Mar 2020

Corona Melanda Islam Punya Solusinya

 

Oleh:

Fitria Indah

 

PENGUMUMAN oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa dua WNI di Indonesia positif virus corona beberapa waktu lalu, menimbulkan kepanikan ditengah-tengah masyarakat. Guna mengantisipasi dan pencegahan, banyak dari kalangan masyarakat yang memborong cairan antiseptik, handsanitizer, masker, hingga sembako. Sementara itu, alih-alih memberikan tanggapan yang dapat menenangkan masyarakat, Menteri Kesehatan (menkes) Terawan justru menganggap remeh dan memberi tanggapan santai. (PinterPolitik.com).

Selain itu, Menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Panjaitan ingin Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China segera kembali ke Indonesia. "Terhambatnya arus balik TKA China di Indonesia saat imlek, memberi dampak negatif ke perekonomian." pungkasnya (Detik.com)

Dari pernyataan tersebut, Menteri Luhut Binsar telah menyiratkan, seolah kehilangan investor China, lebih menakutkan, daripada virus corona itu sendiri. Tentu saja, mengingat China dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat dekat, dan merupakan salah satu investor yang menyokong perekonomian Indonesia.

Hebohnya virus corona di kalangan masyarakat merupakan hal yang maklum, lantaran media memberitakan secara masif bahwa korban virus corona terus mengalami peningkatan.

Pemerintah pusat seharusnya lebih meningkatkan koordinasi dan saling bersinergi untuk meredam kepanikan  rakyat, mengedepankan kesehatan dan keselamatan rakyat, dibanding sibuk dengan kepentingan ekonomi dan mengeruk untung ditengah situasi. Wajar, jika rakyat menganggap bahwa pemerintah tidak serius menangani virus tersebut.

Dari sini, nampak wajah asli rezim korporatokrasi. Yang lebih mengutamakan untung daripada kemaslahatan rakyat. Begitulah watak pemikiran kapitalisme, selalu ditunggangi kepentingan dan diukur dengan timbangan untung rugi.

Sementara islam, memandang bahwa kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang wajib dijamin oleh negara bagi setiap individu. Upaya yang dilakukan penguasa dalam hal ini yaitu meningkatkan jumlah produksi barang yang dapat mencegah virus. Maka barang tersebut harus didistribusikan di tengah-tengah masyarakat secara mudah, murah, bahkan gratis.

Sebagaimana dahulu wabah penyakit pendemi pernah menimpa pada masa ke khalifahan Umar, di salah satu wilayah di Syam. Pada saat itu Umar dan rombongan jajarannya hendak menuju Syam meninjau wilayah yang berdampak wabah tersebut, tetapi para sahabat mengingatkan akan hadits Rasulullah "Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya" (HR. Bukhari & Muslim)

Maka pada saat itu umar mengutus Amr bin Ash untuk menangani wabah disana yang dilakukan oleh Amr bin Ash adalah mengunci daerah yang terdampak wabah, tidak boleh satu orang pun keluar dan masuk Syam pada saat itu. Penangannya hanya 2 minggu wabah pun menghilang.

Pemimpin dalam islam juga berperan sebagai junnah atau perisai. Dimana umat berlindung dibelakangnya. Salah satu Tugas pemimpin adalah meriayah (mengurusi) urusan umat. Menjamin kebutuhan, dan memberi kesejahteraan bagi umat. *


latestnews

View Full Version