Oleh:
Eka Budi Utari
Aktivis mahasiswa UINSU
VIRUS Corona sudah membobol 153 negara di dunia termasuk Indonesia salah satunya. Indonesia pun berada diperingkat 10 dengan korban jiwa paling banyak di dunia dengan rasio kematian 8,33%. Sungguh sangat memprihatinkan, kalau dilihat lagi kasus corona yang tinggi seperti China, Italia, Iran, atau Korea Selatan memiliki rasio kematian yang lebih rendah ketimbang Indonesia.
Bayangkan saja di China dengan pasien terbanyak di planet bumi, rasio kematiannya hanya 3,99%, angka yang cukup jauh dari Indonesia. Sementara Italia sedikit di bawah Indonesia yaitu 7,49%. cnbcindonesia.com (19/03/2020). Sudah seharusnya memang Indonesia harus waspada terhadap virus corona ini, sampai sekarangpun korban corona ini semakin melonjak tercatat hingga hari ini ada 514 pasien, 48 0rang meninggal dan 10 orang dinyatakan sembuh. suara.com (22/03/2020). Kabar terbaru menyatakan bahwa rasio kematian akiba virus corona meningkat menjadi 9,3% m.detik.com (22/03/2020).
Data di atas menjadi bukti bahwa saat ini Indonesia darurat virus corona. Wajar sebab setiap hari pasien corona semakin betambah, bukannya semakin sedikit.Tak tekecuali kota Medan, Sumatera Utara juga berstatus siaga darurat corona dan status ini telah ditetepkan oleh Pemkot Medan, disampaiakna langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) wali kota Medan, Akhyar Nasution.
Sebagai tindak lanjut Presiden Jokowi, Akhyar menyatakan status ini ketika memimpin rapat koordinasi dalam rangka upaya pencegahan dini dan penularan serta minimalisir penyebaran Covid-19 di kota Medan. Penetapan status siaga darurat bertujuan untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Pemko akan segera mengeluarkan surat edaran kepada seluruh stakeholder termasuk perkantoran dan pelaku usaha untuk menyedikan hand sanitizer ataupun sarana cuci tangan degan air mengalir (westafel) sabun. Akhyar juga menginstruksikan seluruh rumah sakit dan Puskesmas di Kota Medan untuk selalu siap melayani masyarakat yang membutuhkan atau ready on call Dinas Kesehatan. Liputan6.com (16/03 /2020).
Covid-19 merupakan wabah yang sangat menakutkan dan butuh perhatian lebih dari pemerintah. Tapi walaupun sudah menyatakan status darurat corona hingga hari belum ada penanganan khusus yang dilakukan oleh pemerintah. Bahkan jumlah yang terkena virus corona ini belum ada kepastiannya berapa, membuat banyak spekulasi ditengah-tengah masyarakat. Ada yang tidak mampu membedakan mana berita hoax dan mana yang fakta, saat ini RSUP Haji Adam Malik Medan terkuak jumlah PDP corona yang masih dalam perawatan sebanyak 11 orang, kemudian 3 orang sudah pulang karena negatif dan 2 orang PDP positif, yang mana 1 diantaranya sudah meninggal dunia. kompas.com (19/03/2020).
Namun tetap saja banyak masyarakat yang beranggapan bahwa orang yang terkena virus corona lebih dari data yang ada diberita, setelah ditelusuri lagi dari 2 orang PDP positif corona ada 205 orang yang pernah kontak dengan kedua pasien ini. kompas.com (20/03/2020). Ini menjadi alasan kuat dimasyarakat sampai mereka berani berspekulasi bahwa orang yang terpapar virus corona lebih banyak dari yang diberitakan, juga karena penangan pemerintah terhadap kasus corona belum bisa dikatakan efektif dan efesien dalam rangka menghentikan penyebaran covid-19.
Pemerintah Sumut telah melakukan kebijakan membuka RS lain untuk isoalasi PDP patut didukung dan diapresiasi, namun kebijakn ini belum cukup dan pemerintah harus mengoptimalakan kebijakan prefentif untuk mencegah penyebaran covid-19 ini agar tidak meluas. Salah satunya dengan kebijakan sekarang yaitu dengan lockdown dan pemenuhan obat-obatan kesehatan juga kebutuhan hidup masyarakat, kebijakan lockdown ini adalah kebijakan yang tepat untuk menghalau covid-19.
Tapi nyatanya tidak banyak masyarakat yang merespon dengan serius kebijakan lockdown ini. Masih banyak yang berkeliaran di luar rumah. Andai saja pemerintah melakukan edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya lockdown, dan menjamin ketersedian kebutuhan hidup seperti makanan dan obat-obatan pasti masyarakat akan menganggap serius kebijakan lockdown. Serta dengan dijaminnya ketersedian pangan masyarakat agar tidak perlu lagi berkeliaran keluar rumah untuk memeunuhi kebutuahan hidupnya.*