Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Memasuki hari-hari pekan terakhir Maret 2020 grafik positif terpapar Covid-19 terus meningkat. Seiring itu pula, tentu menambah kesibukan dan kerja keras para pejuang medis di garda terdepan melawan penyebaran Covid-19 yang makin dahsyat.
Para pejuang medis yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran mengemban tugas mulia kemanusiaan dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang ganas, tentu layaklah kita apresiasi.
Namun realitanya sungguh tragis, alih-alih mereka mendapatkan apresiasi malah konon ada pejuang medis yang lepas tugas pulang ke rumah atau tempat kosnya malah diusir oleh warga di sekitar lingkungannya.
Tragedi ini tentu tidak dapat dibiarkan terus berlanjut. Kita tak dapat sepenuhnya menyalahkan sikap masyarakat yang demikian. Hal ini harus segera dicarikan solusinya oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di antaranya dengan membangun komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang cepat dan efektif kepada masyarakat lewat para pengurus RT/RW di lingkungan kehidupan bermasyarakat.
Jika proses KIE membutuhkan waktu relatif lama, maka pihak Kemenkes harus segera mencari solusi lain untuk menyediakan rumah-rumah singgah atau asrama yang lokasinya dekat dengan tempat tugasnya bagi para pejuang medis untuk istirahat sejenak selepas tugas.
Janganlah sampai para pejuang medis yang berada di garda terdepan melawan Covid-19 yang telah mengorbankan segalanya bahkan taruhannya nyawa, malah masih harus mengalami persekusi dari masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
Pemerintah Pusat maupun Daerah harus segera mencari solusi terhadap permasalahan yang satu ini untuk dapat menjamin keamanan dan kenyamanan para pejuang medis saat mereka pulang di tempat huniannya.