Oleh:
Suci Sri Yundari, S.Pi, Alumni IPB
SANGAT mengherankan, pemerintah Indonesia memutuskan tidak akan mengambil langkah lockdown di tengah penyebaran virus Corona (COVID-19) yang semakin massif, disaat negara lain mengeluarkan kebijakan lockdown seperti Spanyol, Malaysia, Italia, Perancis, Denmark, Irlandia, Belanda, Belgia, Filipina.
Kebijakan untuk tidak me-lockdown merupakan kesalahan sangat fatal yang akan banyak membunuh rakyat Indonesia. Para pakar kesehatan sepakat untuk memberikan solusi pada pemerintah agar mau me-lockdown negeri ini. Sayangnya, demi kepentingan ekonomi, kebijakan tersebut tidak diambil oleh pemerintah. Apakah nyawa rakyat tak sebanding dengan triliunan rupiah yang hilang?
Begitulah jika penguasa yang dilahirkan dari sistem ekonomi kapitalisme. Karena hanya memikirkan keuntungan sebagai landasan kebijakannya. Kebijakan diambil berdasarkan untung atau rugi bukan dilihat untuk keselamatan rakyat. Tak heran jika untuk tes virus Covid-19 saja, rakyat harus membayar ratusan ribu bahkan jutaan dengan paket lengkap.
Hal ini justru berbanding terbalik dengan Korea Selatan. Dalam satu hari, sekitar lima belas ribu warga Korsel menjalani tes virus corona secara gratis.
Seharusnya, penguasa lebih mementingkan keselamatan rakyat bukan mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat. Jangan sampai ribuan nyawa hilang baru kemudian kebijakan lockdown itu diadakan.
Jika penguasa negeri ini mau mengambil kebijakan lockdown sebagaimana anjuran Nabi Muhammad SAW, tentu penyebaran virus corona akan terhenti. “Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada di daerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya."(HR Bukhari dan Muslim).
Hal ini terbukti ketika wabah tha'un Amwas (suatu penyakit menular dengan benjolan di seluruh tubuh yang akhirnya pecah dan mengakibatkan pendarahan) melanda penduduk Syam di masa Khalifah Umar bin Khatttab.
Gubernur Amru bin Ash bin Wa'il bin Hisyam memberikan masukan kepada Khalifah untuk melakukan lockdown, social distancing dan self isolation. Terbukti dalam kurang waktu hampir 1 bulan, wabah tha'un Amwas mereda.
Lockdown akan efektif jika penguasa dan warga bekerja sama dalam melaksanakan anjuran Rasulullah SAW. Penguasa harus menjamin kebutuhan tiap warga negaranya di masa lockdown berlangsung. Makanan pokok harus tersedia di pintu rumah mereka yang melakukan self isolation dan social distancing. Warga yang sakit harus mendapatkan penanganan terbaik dengan alat kesehatan memadai secara gratis.
Warga harus mengisolasi diri di rumah mereka sampai wabah itu terhenti. Sanksi juga harus diberikan kepada perusahaan ataupun warga yang tidak melakukan sosial distancing dan self isolation. Warga tidak perlu melakukan panik buyying yang mengakibatkan kenaikan harga karena semua sudah terjamin oleh penguasa.
Jika penguasa saat ini mengambil kebijakan lockdown sesuai Islam, niscaya Allah akan menurunkan pertolongan bagi negeri ini. Akankah penguasa berani mengambil kebijakan lockdown?. *