View Full Version
Senin, 30 Mar 2020

Peran Ibu Saat Lockdown

WABAH virus Covid-19 yang melanda Indonesia, menyebabkan lembaga dalam wilayah pendidikan harus mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan kegiatan sekolah. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19 di lingkungan lembaga pendidikan. Sebagai gantinya, pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah diubah menjadi pembelajaran di rumah. Siswa tetap mengerjakan semua tugas sekolah meski berada di rumah. Orang tua juga diminta untuk mengawasi proses belajar anak selama berada di rumah.

Meski terlihat menyenangkan, pembelajaran di rumah bukanlah sesuatu yang mudah bagi para orang tua. Para orangtua banyak yang mengalami kesulitan terutama dalam mengatur waktu, selain itu ada yang memiliki kendala dalam komunikasi yang digunakan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan pemerintah daerah (pemda) yang meliburkan sekolah karena khawatir dengan penyebaran Covid-19. Menurut Nadiem, keselamatan peserta didik dan guru menjadi yang utama. Namun dalam hal lain, mendikbud tidak memikirkan bagaimana seorang ibu di rumah yang kewalahan dengan adanya daring. Belum lagi adanya laporan dari salah satu wali murid bahwa anaknya stres ketika banyak tugas walaupun sekolah libur.

Pembelajaran di rumah dirasa sangat berat oleh sebagian ibu, karena selama ini peran seorang Ibu dalam keluarga sangat kurang. Mengapa demikian? Karena kesetaraan gender yang beranggapan bahwa wanita juga memiliki kesempatan yang sama dengan pria untuk bekerja di luar rumah menyebabkan peran seorang ibu dalam keluarga menjadi berkurang. Pemerintah justru memfasilitasi pekerjaan wanita di luar rumah, yaitu dengan memberikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi wanita, sebaliknya lapangan kerja bagi laki-laki sedikit. Akibatnya anak-anak yang menjadi korban. Anak-anak lebih dekat dengan gadget ketimbang dengan orangtuanya. Sehingga berakibat buruk bagi mental sang anak.

Dalam Islam, sudah diatur hal tentang mendidik anak. Seperti yang kita ketahui bersama tanggung jawab mendidik anak berada pada pundak ayah dan ibu. Hanya saja, karena tugas utama seorang ayah adalah mencari nafkah dan tugas utama seorang ibu adalah mendidik anak-anak dan mengurus rumah tangga. Maka ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam mendidik anak.

Seorang ibu tidak boleh asal-asalan dalam menjalankan peran yang penting ini. Karena itu, ibu harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait dengan tugas mengasuh, merawat, dan mendidik anak. Ada beberapa sisi yang perlu diperhatikan oleh seorang ibu agar pendidikan bisa berjalan dengan baik, di antaranya adalah sisi kesehatan anak. Mengapa demikian? anak yang sakit dan tumbuh dalam keadaan tidak sehat tentu tidak akan bisa menjadi pribadi yang sempurna yang bisa bermanfaat bagi umat. Karena itulah, seorang ibu harus memerhatikan bagaimana anaknya tumbuh dengan sehat.

Seorang ibu perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang hal ini. Sisi lain yang perlu diperhatikan adalah memberikan pendidikan akhlak kepada anak, menumbuhkannya di atas akhlak tersebut, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepadanya, serta menjauhkannya dari kebiasaan yang buruk. Diharapkan kelak dia tumbuh menjadi anak yang salih sebagai penyejuk mata bagi kedua orang tuanya.

Seharusnya dengan adanya momen pembelajaran di rumah ini, dapat mendorong ibu-ibu untuk dapat lebih dekat dengan anaknya, dapat lebih optimal memainkan perannya sebagai seorang ibu yang mengajarkan pada anaknya berbagai macam ilmu. Ibu dapat lebih mempersiapkan diri dalam mendidik anak-anaknya, bukan malah sibuk mengurus bisnis di luar rumah. Sehingga jika ibu dapat memainkan perannya dengan baik, akan terbentuk akhlak anak yang baik pula, sehingga pembelajaran di rumah ini tidak lagi menjadi berat bagi ibu-ibu di rumah.*

Anita

Guru di Pamengkasan, Jawa Timur


latestnews

View Full Version