Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Keagamaan)
Ketika kebijakan work from home (WFH) semakin menguat seiring rencana keputusan pemerintah mengenai karantina wilayah (lockdown), maka rumah menjadi segalanya. Stay at home menjadi realita dan keharusan.
Asumsinya Pemerintah memenuhi kebutuhan dasar rakyat sebagaimana ditentukan undang undang tentang kekarantinaan. Bila tak dipenuhi dipastikan akan terjadi kekacauan masal termasuk kemungkinan penjarahan.
Kita semua menunggu Peraturan Pemerintah mengenai karantina wilayah yang kata Pak Mahfud sedang dipersiapkan. Nah warga atau rakyat pun mesti mempersiapkan optimalisasi rumah baik dalam rangka "work" maupun "stay". Meskipun belum sampai karantina rumah akan tetapi banyak tinggal di rumah menjadi suatu keniscayaan.
Bagi muslim yang kini saja sudah terblokir untuk bisa beribadah di masjid berjamaah tentu harus mencari hikmah dan mashlahat bagi diri dan keluarganya. Kesehatan menjadi target sekaligus alasan utama.
Rumah sehat untuk menghindari masuk rumah sakit atau rumah duka. Isolasi rumah untuk menyehatkan diri dan anggota keluarga. Esensinya adalah menghindari kerumunan atau menjaga jarak sosial ( social distancing).
Rumah masjid adalah menjadikan rumah sebagai ruang ibadah. Tempat turun hidayah dan rahmah. "Baiti jannati" rumah yang menjadi jalan menuju surga. Disamping intens shalat jamaah anggota keluarga di rumah, juga saling ingatkan untuk selalu dekat dengan Allah. Perbanyak dzikrullah tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Kapan saja "qiyaman wa qu'udan, wa 'ala junubikum" setiap kita ingat dan sadar.
Satu hal penting adalah mendekat kepada Allah dengan memperbanyak membaca Al Qur'an. Ini momentum langka. Saat biasa habis waktu di tempat lain, Qur'an tak tersentuh, kini "waktu memaksa" kita agar lebih bersahabat dan akrab dengan firman-firman Allah. Jangan lupa Allah mengingatkan bahwa Al Qur'an adalah "syifa" atau obat.
Corona adalah ciptaan Allah, bahkan banyak ulama menyebut "tentara Allah" yang diturunkan dengan maksud "tadzkirah" peringatan. Mendekat kepada ayat ayat Allah adalah jalan bijak. Baca dan fahami ayat itu. Qur'an yang dibaca, dimaknai sedikit demi sedikit, serta diyakini kebenaran kandungannya, insya allah menjadi pencerah hati.
Di samping obat, Al Qur'an juga adalah sebab dari turun kasih sayang Allah. Di tengah pemerintah dan masyarakat yang panik akibat wabah saat ini, kita butuh kasih sayang dan perlindungan itu. Benar semua pihak berupaya mengatasi wabah, akan tetapi menggantungkan diri hanya pada upaya tersebut hanya menambah kecemasan.
Satu hal lagi yang penting yaitu memperbanyak istighfar, memohon ampun. Tentu ini bukan semata menyadari akan kelemahan, kebodohan, atau dosa saja. Akan tetapi ada jaminan dari Allah sebagaimana dalam QS Huud 52 yakni Allah akan memberi tambahan kekuatan pada hamba-Nya "wa jaziidkum quwwatan ilaa quwwatikum".
Semoga keberadaan di rumah bukan memperlemah diri akan tetapi menambah kekuatan lahir dan bathin, rezki, kesehatan dan keimanan. Bersyukur masih mampu sehat dan kuat. Jika sakit atau sampai meninggalpun dalam keadaan berzikir, baca Qur'an, beristighfar di "baiti jannati" ini insya Allah itu husnul khotimah. Berujung Jannah.