View Full Version
Rabu, 01 Apr 2020

Musibah Tanda Allah Menginginkan Kebaikan

 

Oleh:

Ali Mustofa, Penulis Buku

 

NEGERI ini tak henti-hentinya mendapat ujian berupa musibah dari Allah yang datang silih berganti. Mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga kini muncul sebuah penyakit transnasional yang diakibatkan oleh virus bernama covid 19.

Virus ini sungguh ujian yang berat bagi negara ini. Ia tak hanya mengancam kesehatan masyarakat, namun juga memukul berbagai sendi kehidupan.

Syahdan, sudah begitu banyak yang membahas terkait penyakit, bagaimana solusi preventif, pengobatan, pun dengan dampaknya. Namun tak kalah penting kita untuk menilik ada apa dibalik semua ini.

Jawabnya sudah ada di dalam Al-Qur'an. Dalam Surat Ar-Ruum ayat 41. Allah SWT berfirman: 


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah tampak rusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).

Dalam tafsir Al-Munir, Prof. Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di darat maupun di laut adalah akibat kemaksiyatan-kemaksiyatan yang dilakukan manusia berupa kekafiran, kedzaliman, pelanggaran atas hak-hak yang harus dihormati, makan harta orang lain tanpa hak.

Beliau melanjutkan: "Barangkali dengan (musibah itu) manusia mau untuk taubat, menyadari atas kesalahan dan meninggalkannya". (Lihat Tafsir Al-Munir, 11/106-107)

Masih diberinya peringatan berupa bencana juga merupakan tanda Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya. Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah:

"Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi)

Penyebab Bencana

Di dalam Al-Quran disebutkan beberapa penyebab bencana diturunkan oleh Allah:

Pertama: Takdzib (mendustakan) ayat-ayat Allah). Seperti dalam surat Ali Imran: 11

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"(Keadaan mereka) seperti keadaan pengikut Fir’aun dan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat hukuman-Nya"

Kedua: Dzalim. Berbuat aniaya diri. Seperti dalam surat Al-Anfal: 25

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya."

Ketiga: Israf (berlebih-lebihan) dalam berbuat maksiyat. Seperti dalam surat Al-Araf: 81.

إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ

"Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”

Keempat: Jahl (berbuat bodoh), termasuk ketika manusia mengetahui kebenaran tetapi tidak mengindahkan. Termasuk jahl dalam mengesploitasi alam. Dalam surat Al-Baqarah: 11

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan."

Kelima: Takabbur (sombong). Seperti dalam surat Fushilat: 15.

فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً ۖ أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

"Maka adapun kaum ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran dan mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?” Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami."

Saatnya Berbenah

Karena itu semoga dengan bencana-bencana itu dapat menjadi ibrah bagi kita semua untuk berbenah. "Noto ati noto pikiran" (menata hati dan menata pikiran") untuk lebih mendekat kepada Allah.

Bukankah dampak dari maraknya berbagai kemunkaran adalah tidak diterapkannya hukum-hukum Allah secara kaffah?! Seperti maraknya kasus penodaan agama, kesyirikan, LGBT, zina, korupsi, dst.

Apakah negri ini sudah menerapkan hukum-hukum Allah atau justru mendustakan sebagian? Semoga dengan datangnya bencana ini membuat kita semakin sadar, juga untuk para pemimpin di negri ini. Dan semoga Allah merahmati negri ini. Aamiin.

Wallahu A'lam


latestnews

View Full Version