Oleh:
Afifah Balqis (Mahasiswa)
ISLAMOFOBIA selalu menjadi isu yang kerap diperbincangkan terutama di negara-negara yang notabenenya muslim sebagai minoritas. Mereka menganggap Islam agama yang keras, agama yang monoton bahkan agama yang membuat pemeluknya terjebak kepada taqlid dan kebodohan. Begitu kejinya fitnah yang mereka tuduhkan terhadap Islam, dan begitulah berlangsung terus menerus dari dulu awal mula Islam datang sampe dengan sekarang.
Musuh Islam memang selalu menunjukkan kebencian mereka terhadap Islam, baik itu dengan merampas hak-hak muslim, menzolimi mereka, menyiksa bahkan membunuh dan memperkosa seperti halnya yang terjadi diberbagai negara seperti palestina, suriah, rohingnya, china dan baru-baru ini terjadi di India.
Seperti dilansir dari Republika.co.id, di tengah wabah covid 19 yang meresahkan warga dunia, kelompok Islamophobia memanfaatkan situasi tersebut untuk menyerang Islam dan kaum muslimin tentunya. Kelompok-kelompok sayap kanan telah mengambil keuntungan dari ketakutan orang-orang terhadap pandemi covid-19 (virus corona), melalui teori konspirasi dan disinformasidengan menjelek-jelekkan kaum Muslim, dan menyebarkan propaganda Islamofobia. Di Inggris, polisi kontraterorisme telah menyelidiki puluhan kelompok sayap kanan yang dituduh memicu insiden anti-Muslim selama beberapa pekan terakhir. (Sabtu, 11/04/2020)
Kelompok-kelompok anti Islam tersebut menjelek-jelekkan Islam dan menganggap muslim sebagai penyebab mewabahnya virus corona. Mereka menyebar isu dan hoax lewat jejaring sosial media. Hal tersebut tidak hanya terjadi negara Barat seperti Amerika namun sampai negara Asia yaitu India. Kelompok Hindu sayap kanan radikal menjadikan Muslim sebagai kambing hitam penyebaran virus corona. Terutama karena salah satu klaster penyebaran corona terjadi di markas Jemaah Tablig yang melanggar aturan berkumpul. (Kumparan.com/12/04/2020).
Bahkan ada juga oknum yang sengaja batuk dihadapan seorang muslimah India, dan mengatakan agar muslimah tersebut tertular. Untungnya Muslimah tersebit telah kebal dari virus karena sudah positif sebelumnya. Sehingga oknum laki-laki tersebut hanya mengumpat dan mengomel-ngomel.
Miris memang, dimana Islam dan kaum muslimin dimana-mana didiskreditkan. Musuh Islam yang mengkampanyekan Islampohobia yang mengagungkan paham sekuler tidak akan berhenti sampai disitu. Mereka akan terus menjelekkan Islam karena mereka sejatinya tidak menyukai Islam. Bahkan para politisi dari mereka ikut serta untuk menyebarkan Islamophobia seperti yang terjadi di India, Tokoh senior partai berkuasa, Partai Bharatiya Janata Party, Mukhtar Abbas Naqvi, mengatakan tindakan Jemaah Tablig itu "kejahatan Taliban".
Jelas mereka begitu membenci Islam, menurut mereka Islam mengancam kehidupan dan negara mereka. Karena Islam memiliki aturan yang jelas dari sang Pencipta yang akan menghancurkan kampanye mereka mengenai antidiskriminasi dan kesetaraan. Masyarakat yang memisahkana agama dari kehidupan, tentu tidak akan menyukai Islam yang mengatur kehidupan dari berbagai aspek, baik itu politik, ekonomi, pendidikan dan segala aspek kehidupan.
Para penganut paham sekuler yang menggaungkan bahwa Islam adalah pemecah belah antar manusia, intoleransi dan bahkan seperti fata diatas yaitu penyebar virus. Padahal akibat paham sekluer mereka lah justru yang memecah belah manusia. Masyarakat yang harusnya harmonis, mereka rusak karena hoax dan tuduhan-tuduhan keji mereka mengenai agama, terutama agama Islam.
Rusaknya sistem sekuler terlihat jelas karena memisahkan agama dari kehidupan, mereka tidak ingin diatur, mereka mengagungkan kebebasan dan HAM, dan kesetaraan. Mereka merasa terusik jika ada aturan baku yang mengatur hidup mereka. Padahal dengan aturan lah manusia terarah hidupnya. Mereka lebih mengangungkan peraturan yang datang dari manusia yang lemah dibandingkan aturan Allah. Bahkan mereka menganggap agama tidak perlu dibawa-bawa ke dalamkehidupan. Wallahu a'lam bishawab.*