Oleh:
Asma Ridha, Pegiat Literasi Aceh
AWAL mendengar kata corona yang bermula tenar di kota Wuhan, hanya berpikir dangkal dan menganggap ini virus biasa dan tak akan mungkin masuk ke Indonesia. Namun sejak menyebar hampir ke seluruh dunia dan penguasa di negeri ini sangat santuy menanggapinya membuat hati ini sedikit sudah mulai resah. Dan sejak ada kabar pasien berstatus ODP berlanjut pada PDP dan berakhir pasien tersebut menjadi positif, sejak saat itu sudah terbangun rasa khawatir yang sedikit berlebihan. Dan ikut mengkampanyekan untuk tetap berada di rumah bagi keluarga sendiri.
Namun sempat terpikir, baru virus kecil ini saja kita begitu khawatir, mengapa kabar tentang siksa neraka yang nyata kelak di yaumil akhir kok tak membuat hati resah, gelisah dan khawatir tentang kehidupan nanti di sana. Namun dari sini saya belajar satu hal, kematian itu pasti, entah karena sakit corona ataukah bukan, jika telah masanya kita pun akan kembali kepada-Nya.
Seharusnya corona membuat kita untuk bergegas menuju ketaatan pada Allah swt, bergegas menyiapkan bekal secepatnya dan sebanyak-banyaknya menuju tempat akhir di sana. Artinya, suasana iman yang harus kita kuatkan sehingga kekhawatiran ini membekas bukan karena pandemi ini semata, melainkan rasa takut saat nanti berjumpa dengan Allah SWT bekal apa yang layak hingga kaki ini layak tempatnya di surga sana.
Dan mind set ini bukan berarti abai dan menyepelkan teehadap virus ini. Tentu tidak sama sekali, namun justru memacu diri untuk wajib ikhtiar semampunya dalam menghadapi virus yang bernama covid-19 dengan melakukan berbagai hal untuk menguatkan daya imunitas diri. Seperti, menjaga tubuh dari asupan makanan yang halal dan thayyib, meminum madu dan asupan vitamin yang cukup. Ketika hendak keluar rumah karena kebutuhan mendesak tetap menjaga jarak dengan orang sekitar dan menggunakan hand sinitizer dan masker sesuai anjuran para medis.
Sekalipun kematian itu pasti, sebagaimana firman Allah SWT ;
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ * وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26). Dan tetaplah kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27). – (Q.S Ar-Rahman: 26-27)
Dalam surat yang lain Allah SWT juga mengingatkan kita:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Allah lah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. – (Q.S Al-Mulk: 2)
Maka kedatangan virus covid-19 ini seharusnya bukan membuat kita pasrah dan abai terutama dalam mengejar pahala di bulan ramadhan yang berlipat ganda. Justru keimanan kita harus diasah lebih tajam agar bersegera menuju ketaatan pada yang Maha Kuasa. Agar bisa beramal saleh tentunya ikhtiar wajib yang kita lakukan adalah menjaga daya imunitas diri agar tetap sehat, kuat dan fit. Dan anggaplah bisa jadi ini adalah ramadhan yang terakhir kali yang bisa kita kejar untuk meraih pahala berlipat ganda sebanyak-banyaknya di bulan Ramadhan ini. Sungguh jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah memberi kita peringatan:
عن ‘مرو بن ميمون ابن مهران أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لرجل وهو يعظه اغتنم خمسا قبل خمس شبابك قبل هرامك، وصحتك قبل سقمك، وفراغك قبل شغلك، وغناك قبل فقرك، وحياتك قبل موتك
Dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya, “Jagalah lima hal sebelum lima hal. (1) Mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) sehatmu sebelum datang masa sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (4) kayamu sebelum miskinmu, (5) hidupmu sebelum matimu. (Menurut Sayyid al-Arabi hadis di atas Shahih dan diriwayatkan pula oleh Imam Suyuti dalam Shahih al-Jami’). Wallahu A'lam bishawab.*