Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Di tengah pandemi Covid-19 yang sedang kita upayakan hambat penyebarannya, dimana para pemimpin daerah ada yang sedang dan akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerahnya masing-masing, tiba-tiba kita disuguhi sebuah pernyataan persaksiaan dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Prabowo yang sempat viral di sosial media.
Prabowo yang saat ini masuk dalam jajaran kabinet sebagai Menteri Pertahanan, dalam video di akun twitternya tampak jelas memuji kepemimpinan Jokowi yang rupanya hal ini merupakan sebuah keharusan karena merupakan bagian dari risiko jabatan. Memang, sejak awal pelantikan kabinet, Jokowi telah menggarisbawahi bahwa tidak ada misi menteri yang ada hanya misi presiden.
Mengutip pernyataan persaksian Prabowo lewat video di akun @Prabowo yang menyatakan: "Saya bersaksi bahwa beliau (Jokowi) terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.
Saya melihat dari dekat cara-cara pengambilan keputusan beliau, dan selalu yang menjadi dasar pemikiran beliau adalah keselamatan rakyat yang paling miskin dan rakyat yang paling lemah," tegasnya. Pernyataan persaksian ini jika dikaitkan dengan realita yang ada seolah Prabowo sedang 'berkacamata kuda" yang dilihat hanya satu arah ke depan tanpa menengok ke kanan dan kiri kondisi masyarakat yang sesungguhnya.
Terlepas dari "kacamata kudanya", paling tidak, dari pernyataan persaksian tersebut kita dapat mengambil dua pelajaran penting.
Pertama, sebagai pembelajaran politik terutama bagi masyarakat yang sempat menjadi pendukung militan bahkan ada yang disebutkan "emak-emak militan" yang bukan berasal dari anggota partai Gerindra untuk lebih "melek" politik lagi agar lain kali jangan hanya jadi pendorong pesawat terbang mogok, usai pesawat terbang jalan malah ditinggal di landasan.
Kedua, dengan pernyataan persaksian tersebut kini kita "sedikitnya" lebih mengenal jati diri yang sesungguhnya dari diri yang menyatakan persaksian.