Oleh:
Diana Farida
(The Immunity Of Qur’anic)
Allah telah memerintahkan pada kita agar senantiasa membaca al-Quran dengan tartil, sebagaimana dalam surat Al-Muzammil ayat 4 yang berbunyi
Fak وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا
"Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil."
Ali bin Abi Thalib telah menjelaskan makna tartil dalam ayat tersebut yaitu
”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”. (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13).
Membaca alquran dengan tartil adalah membaca sesuai dengan tajwidnya, sesuai dengan hukum bacaan yang berlaku dan sesuai kaidah makhorijul huruf atau tempat keluarnya huruf.
Membaca dengan jelas setiap hurufnya. Karena setiap huruf memiliki hak-hak untuk dikeluarkan atau dilafalkan dengan benar.
Dan Allah telah memberikan sesuatu pada hambaNya itu pasti ada hikmah atau manfaat dibalik hal tersebut. Tak terkecuali dengan makhorijul huruf. Kenapa kita harus membaca Alquran sesuai kaidahnya, meski yang terbata-bata pun tetap mendapat pahala kebaikan di sisiNya atas usaha kepayahannya melafadzkan kalimat-kalimat suciNya. Tapi jangan pernah menyerah bila lidah ‘kaku’ karena mungkin terlambat untuk memulai belajarnya. Bismillah, kita ikhtiar dengan maksimal untuk belajar membaca Alquran dengan benar.
Salah satu hikmah melafalkan huruf-huruf hijaiyah dengan tepat yaitu sebagai obat alami yang mampu mendetoks atau mengeluarkan racun dalam tubuh kita. Dan ini sejalan dengan Alquran sebagai syifa’ atau obat. Meski tanpa mengetahui arti dan maknanya, Alquran tetap memberi efek luar biasa bagi pembacanya.
Lebih-lebih kita sebagai ummat Rasulullah diberi nikmat bisa membaca Alquran dengan tartil, sesuai kaidah membaca Alquran dan mampu memahami serta mengamalkan isi kandungannya. Insya Allah manfaat akan lebih luar biasa lagi dibanding dengan yang hanya membaca tanpa dasar ilmu tajwid. Inilah Rahman Rahimnya Allah pada kita, meski hanya membaca tanpa ilmu dasar yang mencukupi.
Seperti halnya pada huruf-huruf khoisyum yaitu pada نّ مّ .
Huruf tersebut di baca dengung atau ghunnah dalam bahasa tajwidnya. Membacanya dengan menahan lama huruf N pada Nuun dan M pada Miim. Yang saat di baca itu terasa getarannya sampai pada pangkal rongga hidung.
Huruf khoisyum yang di lafalkan secara sempurna, maka akan muncul getaran yang merangsang kelenjar pituari yang bisa menghasilkan hormon endorfin.
Seperti yang kita ketahui bahwasanya hormon endorfin adalah zat kimia yang di produksi sendiri oleh tubuh. Yang memiliki efek dapat mengurangi rasa sakit, memicu perasaan senang, tenang atau bahagia.
Selain itu rongga hidung termasuk bagian tubuh yang bisa menjadi jalan masuknya setan ke dalam tubuh kita. Dalam sebuah hadits bahwasanya Nabi telah mengajarkan untuk membersihkan rongga hidung saat kita bangun tidur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian berwudhu, maka hendaklah ia menghirup air ke dalam hidung lalu ia menghembuskan keluar. Siapa saja yang beristijmar (membersihkan kotoran saat buang hajat dengan menggunakan batu), hendaklah ia menggunakan batu berjumlah ganjil. Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, hendaklah ia cuci tangannya sebelum ia celupkan ke dalam bejana, mencucinya sebanyak tiga kali dahulu, karena salah seorang di antara kalian tidak tahu ke mana tangannya bermalam semalam.”
Maka dengan bacaan ghunnah yang benar dengan izin Allah, keburukan-keburukan karena pengaruh setanpun bisa diminimalisir bahkan bisa dikeluarkan dari rongga hidung. Inilah hikmah kita diperintahkan agar senantiasa membaca dzikir pagi dan petang yang terdapat ayat-ayat muawidzatain seperti surat An-naas dan Al-falaq yang banyak mengandung bacaan dengung.
Masya Allah, saat huruf-huruf Alquran dibaca sesuai haknya maka akan membantu enzim-enzim yang berguna untuk imunitas tubuh kita.
Jadi jangan pernah lepas dari membaca Alquran yang memberi manfaat pada kita di dunia dan kelak menjadi syafa’at di akhirat. Allahu ‘A’lam bisshowab.
Sumber : Ilmu Tajwid
Ilmu Ruqyah Syar’iyyah ( By Ustadz Muh. Faizar )