View Full Version
Sabtu, 02 May 2020

Jadikan Ramadhan Momen Bertaubat

 

Oleh:

Dahlia Kumalasari, Pendidik

 

BAGI seorang Muslim, Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan diturunkannya Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia, bulan dibukanya kesempatan yang besar untuk dikabulkannya doa-doa, bulan untuk menambah porsi kebaikan dan shodaqoh,  serta bulan untuk membersihkan diri dari segala dosa yang dilakukan.

Namun, kali ini kita menjalani bulan Ramadhan yang berbeda. Dimana tidak digelar lagi takbir keliling jelang 1 Ramadhan, tidak ada keriuhan di jalan-jalan jelang buka bersama, tidak ada lagi keriangan hati untuk pergi tarawih berjamaah, dan tidak ada kehebohan persiapan sambut mudik Lebaran. Saat ini, kita sama-sama mendapatkan musibah. Musibah yang tidak hanya dialami Muslim di negeri ini, namun juga dialami seluruh umat manusia di belahan bumi manapun.

Ya, pandemi wabah Corona telah memporak-porandakan detail sendi kehidupan manusia. Hingga manusiapun harus berperang berhadapan dengan virus kecil yang bahkan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Baiknya kita renungkan kembali firman Allah Ta’ala dalam surah Ar-Rum ayat 41, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Kini, nampak jelas bahwa syariahNya telah dicampakkan. Khalwat, ikhtilat, dan perzinaan bukan lagi sesuatu yang tabu untuk dilakukan. Hilangnya nyawa manusia tidak dengan sebab syar’i sudah umum terjadi di masyarakat. Mengularnya jaringan riba telah jadi jeratan di negeri ini. Fitnah yang bertubi-tubi pada keagungan Islam dan para pengembannya, sungguh ini semuanya adalah rentetan kemaksiatan yang nyata terjadi. Hingga kitapun pantas mendapatkan musibah seperti saat ini.

 

Doa dan Harapan

Maka, selayaknya kita meneladani Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha  yang berdoa ketika lailatul qadar, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. At-Tirmidzi no.3513 dan Ibnu Majah no.3850, At Tirmidzi berkata : hasan shahih)”.

Dalam kitab Riyadhus Shalihin dan penjelasannya bab : istighfar halaman 1100 dituliskan, dari Anas, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi 3540, Shahiih At-Tirmidzi 2805).

Hadist di atas menunujukkan keutamaan berdoa dan harapan. Nabi ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Doa adalah inti ibadah.” Sedangkan Ar-Raja’ (harapan) mengandung baik sangka kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman, “Aku (kuasa untuk memperlakukan) hamba-Ku (seperti yang)  ia kira kepada-Ku.”

Hadist ini mendorong manusia untuk memohon ampun (istighfar). Hasan berkata, “Banyak-banyaklah memohon ampunan di rumah, di meja makan, di jalan, pasar, majelis, dan di manapun engkau berada, karena engkau tidak tahu kapan ampunan itu turun.

Qatadah berkata, “Al-Qur’an menunjukkan kepada kalian penyakit dan obatnya. Penyakit kalian adalah segala dosa, dan obat kalian adalah istighfar.”

Saatnya kita menjadikan Al-Qur’an sebagai obat dari musibah yang terjadi saat ini. Kita tundukkan hawa nafsu agar sejalan dengan syariahNya. Saatnya kita banyak bermuhasabah agar terwujud ketakwaan individu dan ketakwaan secara kolektif. Dan waktunya menjadikan syariahNya agar bisa membumi lagi demi kemuliaan Islam.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 208, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan..”

Wa ma taufiqi illa billah.*


latestnews

View Full Version