View Full Version
Kamis, 07 May 2020

Dzikrullah Agar Tidak Ditangisi Rasulullah SAW

Oleh: KH. Athian Ali (Ketua FUUI)

Bilal sudah mengumandangkan adzan, namun tidak seperti biasanya pada subuh hari itu Rasulullah SAW belum juga hadir di masjid untuk mengimami shalat.

Kegelisahan pun mulai menyelimuti diri para sahabat dan akhirnya mereka sepakat mengutus Bilal ke rumah Rasulullah SAW.

Setelah mengetuk pintu, mengucapkan salam dan mendapat izin, Bilal pun masuk dan sontak tercengang saat melihat Rasul masih duduk di atas sajadah sholatnya, sementara kedua mata Beliau nampak bengkak karena menangis sepanjang malam.

Ketika Bilal bertanya kepada Rasululloh apa yang menjadi penyebabnya, maka baginda Rasul pun bercerita: "Tadi malam Malaikat Jibril kembali menemui saya dan menyampaikan firman Allah SWT:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang berdzikir (mengingat) Allah pada saat berdiri duduk dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (Seraya berkata): Ya Allah Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini secara sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka". (Q.S. Ali Imran 190-19.

Mendengar itu, Bilal malah semakin tercengang lalu berujar: "Betapa indahnya firman Allah tersebut, lantas mengapa Baginda Rasul menangis?", Rasulullah SAW bersabda: "Saya khawatir umatku dikemudian hari tidak lagi membaca apalagi mengamalkan isi yang terkandung di dalam firman-firman-Nya ini".

Allahu Akbar! Kita patut berharap dan mutlak harus berjuang dengan memanfaatkan semua potensi yang Allah anugerahkan, agar tidak termasuk orang-orang yang ditangisi Rasulullah SAW di Akhirat nanti.

Untuk itu, kita harus berupaya setiap detik ber "Dzikrullah" (mengingat Allah) dengan selalu berjuang meniti kehidupan di jalan yang diridhoi-Nya, di antaranya dengan senantiasa "dzikr bil qolb wa bil lisaan," berdzikir dengan hati dan lidah, pada setiap saat yang memungkinkan, terutama seusai shalat fardhu dan sunnah.

Kehadiran Bulan Suci Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan maghfirah ini mari kita jadikan sebagai ajang kita berjihad an-nafs agar tidak sedetik pun dalam hidup yang terlampaui tanpa dzikrullah, dalam bentuk menjalani semua aspek hidup dan kehidupan sejalan dan sesuai dengan syariat Allah SWT.

Ibadah Shaum berpotensi besar untuk mendidik kita menjadi muslim kaafah yang senantiasa dzikrullah, jika saja shaum kita tidak hanya sekedar shaum (menahan diri) dari yang dihalalkan dalam bentuk makan, minum dan melakukan hubungan suami isteri sejak fajar sampai tenggelam matahari, tapi terutama shaumnya kita per detik dari ucapan, pandangan, pemikiran, perbuatan dan tindakan yang diharamkan, dibenci dan dimurkai Allah SWT.

Dalam kaitan dzikr bil lisaan, di antaranya dengan beramar ma'ruf nahi munkar khususnya di lingkungan keluarga (At Tahriim 6) karena dzikr bil lisaan dalam bentuk ajakan untuk bersama-sama menjalani kehidupan di jalan yang diridhoi Allah SWT, merupakan bentuk ucapan yang paling Allah SWT cintai dari segala macam ucapan yang keluar dari mulut hamba-hamba-Nya. (QS. Fushshilat: 33)

Semoga dengan senantiasa berdzikrullah, batin dan jiwa kita semakin tenang dalam menghadapi segala macam musibah, termasuk dalam mengatasi wabah COVID-19 selama ini.

"Ingatlah hanya dengan dzikrullah jiwa seseorang akan tenang" (Q.S. Ar Ra'd 28).


latestnews

View Full Version