View Full Version
Jum'at, 08 May 2020

Menyikapi Prediksi Berakhirnya Pandemi

 

Oleh:

R. Raraswati

Freelance Author, Muslimah Peduli Generasi

 

DI TENGAH kemelut mewabahnya Covid-19, menimbulkan mempertanyakan kapan pandemi corona ini berakhir. Hingga awal Mei 2020, pandemi Covid-19 masih memperlihatkan ketidakpastian. Bahkan jumlah orang positif corona cenderung bertambah setiap hari. Menjadi wajar jika pandemi ini mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan dan menimbulkan ketakutan di masyarakat.

Beberapa riset dilakukan untuk memprediksi kapan berakhirnya pandemi ini.

Namun, prediksi berakhirnya pandemi harus tetap kita hadapi dengan bijaksana. Prediksi selesainya pandemi khawatir justru menjadikan masyarakat menganggap remeh penyebaran virus mematikan ini. Denny JA adalah seorang konsultan politik dan tokoh media sosial, juga mendirikan banyak lembaga survei dan perusahaan konsultan politik yang juga melakukan riset terhadap berakhirnya pandemi.

"Bulan Juli-September 2020 adalah rentang waktu dimana virus corona tak lagi menjadi masalah bagi dunia," demikian keterangan Denny JA kepada CNNIndonesia.com. dilansir dari CNNIndonesia.com (29/04/2020).

"Ketika vaksin ditemukan, virus corona berubah efeknya hanya seperti penyakit biasa yang tak lagi mematikan," demikian hasil riset data Denny JA.


Riset LSI menyatakan 100 persen kasus tuntas itu tidak dikembangkan dari proyeksi model semata. LSI Denny JA mengelaborasi banyak negara dan perusahaan besar yang berlomba menemukan vaksin untuk virus corona.

Banyak prediksi segera berakhirnya pandemi corona membuat masyarakat lebih lega. Namun, prediksi berakhirnya pandemi harus tetap kita hadapi dengan bijaksana. Prediksi selesainya pandemi khawatir justru menjadikan masyarakat menganggap remeh penyebaran virus mematikan ini.

Pasalnya, ada banyak hal yang dapat mempengaruhi berakhirnya pandemi. Prediksi juga disampaikan berdasarkan riset yang menyertakan sejumlah disclaimer. Salah satunya kepatuhan terhadap sejumlah asumsi yang bila dilanggar, prediksi tidak akan terjadi.

Asumsi utama adalah protokol kesehatan yang ditetapkan WHO seperti social distancingphysical distancing, penggunaan masker, mencuci tangan dan lain sebagainya.

Asumsi lain, vaksin ditemukan pertengahan tahun depan jika kecepatan penelitian laboratorium sama seperti yang sekarang terjadi. Tidak pula lahir mutasi baru virus corona yang menyerang.

Jika asumsi di atas terlanggar, dengan sendirinya semua prediksi di atas tak berlaku.

Dari berbagai asumsi tersebut diatas, seharusnya pemerintah memberikan peringatan kepada rakyat agar tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan social distancingphysical distancing menggunakan masker, menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan sebagainya.

Islam berisi seperangkat aturan yang dapat menyelesaikan segala permasalahan umat. Aturan Islam selalu sesuai dalam kondisi apapun dan dimanapun. Termasuk bagaimana cara maksimal untuk menghentikan wabah secepat mungkin. Karantina total yang dicontohkan Rasulullah Saw adalah satu contoh wujud nyata cara Islam menyelesaikan masalah ini.

Di dalam Islam, nyawa seorang manusia lebih berharga dari kekayaan bumi. sehingga, menghentikan wabah yang terjadi bukan semata karena berdampak pada ekonomi, namun lebih dari itu. Artinya, kesehatan manusia lebih diutamakan daripada masalah ekonomi dan yang lainnya.

Hal inilah yang melahirkan kebijakan-kebijakan bagi warga yang terdampak dengan mendapatkan bantuan yang layak, sehingga bisa menjalani masa karantina dengan lebih ringan. Begitupun warga yang terjangkit, akan mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai dalam ikhtiar kesembuhannya.

Bahkan negara menjamin seluruh kebutuhan pokok masyarakatnya, sandang, pangan dan papan termasuk juga kesehatan, keamanan dan pendidikan. Baik saat tak ada wabah, apalagi saat wabah berlangsung.

Kebijakan bagi warga untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan secara bertahap, sebagai berikut:

Pertama, Negara memerintah setiap kepala keluarga bekerja mencari nafkah. Sebagaimana Allah mewajibkan manusia menjemput rezeki dalam Firman-Nya:

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS al-Mulk: [67] 15)

Di ayat lain, Allah berfirman:

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS al-Jumu‘ah [62]: 10)

Dalam tafsir as-Sa'di/Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14H menjelaskan: Perintah setelah larangan menunjukkan mubah, yakni silahkan bertebaran lagi di bumi untuk mencari rezeki. Oleh karena kesibukan untuk bekerja dan berdagang biasanya membuat lalai dari mengingat Allah, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk banyak mengingat-Nya. Baik ketika berdiri, duduk maupun berbaring. Karena banyak berdzikr merupakan sebab terbesar untuk beruntung. (Referensi: https://tafsirweb.com/10910-quran-surat-al-jumuah-ayat-10.html)

Kedua, Negara menyediakan berbagai fasilitas lapangan pekerjaan agar setiap orang yang mampu bekerja dapat memperoleh pekerjaan.

Ketiga, Negara memerintahkan kepada setiap ahli waris atau kerabat terdekat untuk bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok orang-orang tertentu, jika ternyata kepala keluarganya sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungannya.

Keempat,  Negara mewajibkan kepada tetangga terdekat yang mampu untuk memenuhi sementara kebutuhan pokok (pangan) tetangganya yang kelaparan.

Kelima, Negara secara langsung memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan seluruh warga negara yang tidak mampu dan membutuhkan.

Dengan tahapan tersebut di atas, in syaa Allah kebutuhan masyarakat tetap dapat terpenuhi meskipun dalam situasi karantina. Dengan peran besar negara dalam memenuhi kebutuhan pokok, rakyat  tetap bertahan dalam kondisi pandemi. Bahkan saat kepala keluarga di PHK, lapangan pekerjaan sempit lantaran perusahaan banyak yang gulung tikar, kondisi keluarga dan tetanggapun tak jauh berbeda, masyarakat tetap bisa bertahan hidup.

Selain itu, pelayanan kesehatan semakin ditingkatkan terutama bagi masyarakat yang positif terpapar covid 19. Seluruh biaya yang diperlukan akan ditanggung baitulmal (dalam daulah Islam).

Dengan demikian, pandemi akan segera berakhir lebih cepat. Penanganan yang maksimal sesuai tuntunan Islam adalah solusi tepat yang harus segera diupayakan. Saatnya dipahamkan kepada umat, agar bersama-sama mengatasi pandemi dengan ajaran Islam dengan diawali taubat kolektif. Kemudian berupaya melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.  Dan yang terakhir adalah tawakal kepada Allah secara maksimal. Wallahu a'lam bishshawab.*


latestnews

View Full Version