View Full Version
Rabu, 13 May 2020

Mencari Lailatul Qadar (Bagian 1)

 
Oleh:
 
Ana Nazahah
 
 
Pemerhati Remaja, Revowriter Aceh
 
 
SAHABAT Voa, Ramadhan kini tiba di sepuluh Hari terakhir. Dimana di salah satu malamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Lailatul Qadar namanya. Malam yang ditunggu dan dicari oleh siapapun pribadi yang bertakwa. Barang siapa yang mendapatkannya maka beruntunglah ia, sebaliknya jika terhalang berjumpa Lailatu Qadar, maka merugilah ia.
 
Nah, sahabat harus tau! Bahwa malam Lailatur Qadar ini ada di sepuluh terakhir bulan Ramadhan, Jumhur ulama berpendapat begitu. Hal ini berdasarkan hadits 'Asiyah Radhiyallahu 'Anha, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
 
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
 
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)
 
Selain di sepuluh bulan Ramadhan, jumhur ulama juga berpendapat bahwa Lailatul Qadar terdapat pada malam-malam yang ganjil. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
 
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
 
"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)
 
Lebih spesifik lagi, beberapa ulama juga sahabat berpendapat, Lailatul Qadar ada pada malam ke 27 Ramadhan. Terkait ini, Ubay bin Ka'ab pernah bersumpah :
 
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
 
"Demi Allah, sunguh aku mengetahuinya dan kebanyakan pengetahuanku bahwa dia adalah malam yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam perintahkan kami untuk bangun (shalat) padanya, yaitu malam ke 27." (HR. Muslim, no. 762).
 
Sahabat Voa! Ada banyak pendapat soal kapan tepatnya Lailatur Qadar. Namun yang jelas, jumhur ulama sepakat dia ada di malam-malam ganjil di sepuluh akhir Ramadhan. Entah itu di malam 21, 23, 25, 27 atau 29. Yang perlu kita perhatikan adalah sejauh mana  persiapan kita menjemput Lailatul Qadar? 
 
Harus kita pahami bahwa Lailatul Qadar tidak datang dengan sendirinya. Dia hanya bisa kita raih dengan memperbanyak amalan shalih. Seperti khusuk dalam shalat, tilawatul Qur'an, shadaqah, dzikir, istighfar dan doa. Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha,
 
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ - أَيْ الْعَشْرُ الْأَخِيرَةُ مِنْ رَمَضَانَ - شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
 
"Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apabila sudah masuk sepuluh –maksudnya sepuluh hari terakhir Ramadhan- beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya." (Muttafaq 'alaih)
 
MasyaAllah! Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wassalam saja yang tidak diragukan lagi sebagai ahli Syurga, mempersiapkan diri sedemikian rupa demi mendapatkan kemulyaan Lailatul Qadar. Maka sudah sepatutnya kita pun mengupayakan yang sama, sekapasitas kita pula, dengan bersungguh-sungguh menghidupakan malam-malam ganjil tersebut. Agar kita pun kelak mendapatkan segenap kemulyaan di dalamnya.
 
Sehingga saat kita benar-benar bertemu dengannya, kita bisa membacakan doa yang Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam baca :
 
اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
 
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha pemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya). Wallahualam.*

latestnews

View Full Version