Oleh:
Fatmah Ramadhani Ginting, S.K.M
Aktivis Dakwah, Tinggal di Depok, Jawa Barat
SAAT ini kita sedang menuju 10 hari ketiga Bulan Ramadhan 1441 Hijriah. Tak terasa bulan penuh berkah ini sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita. Sangat berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, sepanjang hidup kita belum pernah melalui Bulan Ramadhan di tengah wabah Covid 19.
Tarawih yang biasa kita lakukan berjemaah di masjid, kini harus kita lakukan di rumah. Mungkin masih terngiang di telinga lantunan indah suara imam masjid membacakan dzikir, doa dan surah-surah pendek dari Al-Qur’an. Tapi untuk saat ini tarawih di masjid harus ditunda, apalagi untuk kumpul bersama teman dan keluarga mengadakan buka puasa, dihindari sampai Covid-19 benar-benar berakhir.
Semoga hal ini tidak mengurangi semangat dan kekhidmatan ibadah Ramadhan yang kita lakukan, sebab tarawih, membaca Al-Qur’an, berbuka puasa, serta amal ibadah lainnya masih bisa kita lakukan di rumah. Suka dan duka Ramadhan tahun ini layak untuk kita kenang dan bagikan ke anak cucu di masa depan.
Tidak berlebihan rasanya bila kita menyebut Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan istimewa. Keistimewaannya terletak pada shaum (puasa) yang dilaksanakan kala wabah sedang merebak. Belum ada seorang pun di generasi saat ini atau sekitar 100 tahun sebelumnya yang merasakan shaum di tengah wabah. Walau terasa sulit dan berat, mari kita hilangkan segala keluh kesah dan tetap bersemangat.
Sebagai orang yang beriman kita sudah pasti meyakini bahwa wabah ini adalah ujian dan ketetapan dari Allah SWT. Sebuah ketetapan yang tak seorang hamba pun menghendaki keburukan darinya. Kita harus menerima apa yang sudah ditetapkan dengan penuh sabar, hingga Allah SWT akhirnya mengangkat wabah Covid-19 dari muka bumi.
Kita juga harus belajar memahami mengapa Allah SWT menurunkan wabah di tengah Bulan Ramadhan yang sejak beberapa generasi sebelumnya belum pernah terjadi. Dengan memahami apa maksud dan tujuan Allah menurunkan wabah, kita akan mudah melakukan introspeksi diri. Sebagai orang yang beriman, sudah menjadi kewajiban untuk introspeksi diri atas apa yang telah dilakukan selama ini sehingga Allah menurunkan ujian berupa wabah Covid-19.
Merebaknya wabah tidak lain sebagai akibat dari perbuatan manusia, hal ini telah Allah SWT kabarkan dalam Al-Qur’an.
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." [QS Rum: 41]
Mengutip terjemahan ayat di atas, telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Virus yang diam tertahan selama ribuan tahun dalam tubuh kecil hewan-hewan liar, dipaksa keluar akibat kerakusan manusia mengonsumsinya, seperti kelelawar, tikus, trenggiling, kelabang dan lainnya. Kini jutaan sudah jumlah orang di seluruh penjuru dunia terinfeksi virus corona yang menyeruak dari hewan-hewan liar akibat perbuatan rakus manusia.
Kondisi ini memaksa kita memahami bahwa Allah sedang membuat manusia merasakan akibat dari perbuatannya mengonsumsi hewan-hewan liar lagi haram.
Semoga dengan merebaknya wabah Covid-19 membuat manusia sadar untuk meninggalkan perilaku rusak dan kembali ke jalan yang benar, kembali pada tuntunan hidup yang sudah Allah turunkan yaitu syariat Islam. Ramadhan di tengah wabah saat ini adalah momen yang tepat untuk melakukan introspeksi atas dosa maksiat dan kesalahan yang pernah kita lakukan.
Bulan Ramadhan yang disebut sebagai syahru shabri atau bulan kesabaran, sudah seharusnya membuatmu benar-benar bersabar untuk mendapatkan pertolongan-Nya, menanti sampai wabah Covid-19 ini diangkat oleh Allah SWT. Sebab, tidak akan turun pertolongan dari Allah tanpa kesabaran dari hamba-Nya. Maka di syahru shabri ini kesabaran kita harus benar-benar dikuatkan.
Sudah selayaknya sebagai seorang Muslim di tengah wabah Covid-19 yang sedang merebak, mengisi Ramadhan dengan khidmat dan suka cita. Ramadhan tetaplah istimewa meski di tengah wabah virus corona. Sebab Ramadhan akan selalu bertabur rahmat, maghfirah, pahala berlipat ganda, dan pertolongan Allah SWT. InsyaAllah. *