View Full Version
Sabtu, 16 May 2020

Tiga Sumber Kebaikan dan Kejahatan

 

Oleh:

Dr.  Samsul Basri, S.Si, M.E.I

 

Allah Azza Wa Jalla berfirman :

 

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

Ayat yang mulia ini, sering kali dikutip oleh para khatib jum’at pada waktu khutbah yang kedua. Anehnya, banyak jamaah jum’at yang langsung terbangun mengangkat kepala dan memelekkan mata mendengar ayat ini, karena sadar bahwa khutbah akan segera berakhir. Sayangnya, ayat yang sangat penting ini berlalu begitu saja di telinga tanpa ada upaya untuk merenungi dan memahminya. 

Penting untuk direnungi, dikaji, dan digali kandungan dari ayat yang mulia ini, kemudian diimplementasikan dalam kehidupan yang singkat dan sementara ini, demi tercapainya kebahagiaan hakiki di dunia dan di akhirat. Karena Allah yang Maha membolak-balikkan hati berfirman, 

أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا 

Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? (QS, Muhammad : 24)

Bertadabbur dengan ayat-ayat Qur’aniyyah dapat menyuburkan dan menghidupkan hati yang mati. Sebaliknya sikap menjauh dari Al-Qur'an dapat meredupkan, memudarkan dan menghilangnya cahaya hati. 

Jika diperhatikan surat an-Nahl ayat 90 ini, mendidik dan mengantarkan Kita (Para pencinta Al Qur'an) kepada sumber inspirasi terbaru bahwa terdapat tiga sumber kebaikan yang harus diterapkan dalam setiap ranah kehidupan, dan juga tiga sumber kejahatan yang harus dijauhkan dari setiap lini kehidupan. 

Tulisan ini, sekadar mengantar para pembaca untuk mengenali tiga hal tersebut secara garis besarnya. Adapun untuk pendalaman makna akan  masing-masing ketiga sumber tersebut, dapat merujuk pad buku kami Nutrisi Akal & Jiwa (Jilid II). Tiga sumber kebaikan di dunia yang berdampak mashlahat pada kehidupan Akhirat, terdapat pada penggalan ayat yang artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil, berbuat kebajikan (Ihsan), dan memberi kepada kaum kerabat”, yaitu Adil, ihsan, dan menjaga hubungan kekerabatan.

Adapun tiga sumber kejahatan di dunia yang berdampak siksa berat di Akhirat kelak, terdapat pada penggalan ayat berikut, dan Allah melarang dari perbuatan keji (Al Fahsya), kemungkaran (Al Munkar) dan permusuhan (Al Baghyu). yaitu perbuatan keji, perbuatan munkar, dan permusuhan.

Adil merupakan salah satu asas penting dalam Islam. Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan hak kepada masing-masing yang mempunyai hak. Adil yang diperintahkan Allah ini mencakup adil terhadap hak-hak-Nya dan adil terhadap hak-hak hamba-Nya. Caranya adalah dengan menunaikan kewajibannya secara sempurna. 

1. Kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, misalnya dengan mentauhidkan-Nya dan tidak berbuat syirk, menaati-Nya dan tidak mendurhakai, mengingat-Nya dan tidak melupakan-Nya, serta bersyukur kepada-Nya dan tidak menjadi kufur. 

2. Kepada manusia, misalnya dengan memenuhi haknya. Jika sebagai pemimpin, maka ia memenuhi kewajibannya terhadap orang yang berada di bawah kepemimpinannya, baik ia sebagai pemimpin dalam ruang lingkup yang besar (imamah kubra), menjabat sebagai qadhi (hakim), wakil khalifah atau wakil qadhi. Adil juga berlaku dalam mu’amalah, yaitu dengan bermu’amalah dalam akad jual beli dan tukar-menukar dengan memenuhi kewajiban kita, tidak mengurangi hak orang lain (seperti mengurangi takaran dan timbangan), tidak menipu dan tidak menzalimi. Dalam kehidupan rumah tangga, keluarga muslim diperintah untuk berlaku adil dan tidak ada pilih kasih terhadap anak-anaknya. Bagi suami yang beristri lebih dari satu harus belaku adil. Kalau takut tidak berlaku adil cukuplah dengan satu istri saja. Dalam urusan ekonomi, juga harus ada unsur keadilan. Sedekah, infak dan zakat pada akad tabarru’ mencerminkan keadilan. 

Ihsan artinya berbuat kebajikan. Perbuatan yang utama dan disukai dalam Islam, yaitu dengan memberikan yang lebih dari yang diwajibkan. Impelementasinya dalam ibadah, yaitu dengan mengerjakan kewajiban atau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya dan merasakan pengawasan Allah dalam setiap aktivitasnya. Dalam kehidupan sosial, misalnya  dengan memberikan manfaat kepada orang lain dengan ilmunya, dengan hartanya, dengan waktu, tenaga, dan fikirannya, serta hal hal lain yang dibutuhkan dan mendatangkan manfaat.

Memberikan sesuatu kepada kerabat meskipun perbuatan ini masuk dalam keumuman perbuatan ihsan, akan tetapi penyebutannya secara tersendiri, agar kita dalam berbuat ihsan kepada manusia, memberikan perhatian yang lebih terhadap kaum kerabat. Kerabat di sini mencakup kerabat dekat maupun jauh, akan tetapi semakin dekat, maka semakin berhak mendapatkan kebaikan. 

Allah melarang dari melakukan perbuatan dosa besar yang masuk kategori al Faisy atau keji secara syara’ maupun fitrah. Seperti perbuatan syirik, membunuh manusia dengan tanpa hak, perbuatan zina, mencuri, sifat ‘ujub, sombong, merendahkan manusia, dan lain-lain.

Kemungkaran adalah perbuatan dosa yang terkait dengan hak Allah. Sedangkan albaghyu sebagian mufassir menafsirkan dengan, “perbuatan dosa yang terkait dengan manusia.” 

Intinya melalui ayat yang mulia ini, Allah memberi pengajaran kepada hamba-Nya melalui perintah dan larangan. Ayat ini mencakup semua perintah dan larangan, di mana tidak ada sesuatu pun kecuali masuk di dalamnya. Ayat ini merupakan kaidah, di mana masalah juz’iyyah (satuan) masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, setiap perkara yang mengandung keadilan, ihsan, dan memberi kepada kerabat, maka hal ini termasuk yang diperintahkan Allah, sedangkan setiap perkara yang mengandung perkara keji, munkar atau zalim kepada manusia, maka hal ini termasuk yang dilarang Allah. Mahasuci Allah, yang menjadikan dalam firman-Nya petunjuk, cahaya, dan pembeda antara hak dan batil. 

Saya mengajak diri yang fakir ini, kaum muslimin dan muslimat, ambillah pelajaran dari ayat yang mulia ini. Renungi, pahami dan amalkan kandungannya. Insya Allah hidup akan bahagia di dunia dan di akhirat.*


latestnews

View Full Version