Gubernur Anis sering dikaitkan dengan jasa seorang Prabowo. Fakta itu memang benar, tapi Anis juga selama ini tidak pernah menyerang secara personal prabowo ataupun partai-partai yang pernah mengusungnya. Itu artinya dia faham etika politik, dengan kata lain dia bukan sosok kacang yang lupa akan kulitnya. Anis MANTAN BERUDU ? Ya benar, dia bahkan dulu merupakan tokoh garis depan dalam menghajar habis Prabowo ketika pilpres berlangsung. Saat itu kalau saya melihat wajah Anis kesalnya bukan main mengingat kakeknya pejuang besar tapi bisa bisanya dia terperangkap pada lingkungan politik yang "doyan menghalalkan berbagai cara" (apa politik harus seperti itu ya ?) Namun kemudian perjalanan waktu membuktikan jika Anis adalah sosok yang kinerjanya sangat menjanjikan masa depan yang lebih baik. Dibandingkan dengan Jaenokio atau "Si Manusia Kaget" dan Tju Pat Kay Alias "Si Mulut Sampah" yang pernah ditolong, Anislah yang berhasil menyelamatkan wajah Prabowo saat ini, walaupun sebenarnya peran Yusuf Kalla juga ada karena beliaulah yang menyodorkan nama Anis kepada Prabowo disaat semua kebingungan mencari sosok DKI 1.
Bagaimana jika dilihat secara realitas politik saat ini ? Hei kawan...politik itu dinamis, kita tidak tahu bagaimana kedepannya. Jangan lugu memandang politik. Terlalu lugu maka habislah kita. Siapa sangka Prabowo rela masuk ke zona merah ? Padahal dia sendiri pernah bicara tidak akan pernah mentolerir kecurangan, siapa sangka dia yang pernah sangat fasih akan CERITA KAMBING DAN MACAN, malah jadi satu "KANDANG" bersama melakukan SIMBIOSA MUTUALISME. Sekalipun Prabowo punya alasan pribadi yang kuat, namun karena dia berada dilingkungan seperti acara tivi "Animal Planet" toh kekecewaan mantan sebagian pendukung militannya, sampai saat ini belum bisa terobati (dalam istilah kaum yang katanya paling pinter sering disebut "gagal mup on). Sakit hati karena "diprank" tentu sulit untuk sembuh dalam waktu yang lama buat mereka yang pernah membela mati-matian sosok yang pernah menggebrak podium itu. Bertolak belakang dengan pendukung setia dari sosok yang dikaitkan dengan Macan ini, para MACANIS, atau follower sejati Pak Macan masih percaya kalau kakak kandung Hasyim Joyohadikusumo itu masih berada di jalan yang lurus selurus lurusnya seperti penggaris kayu yang sering dipakai guru matematika dan guru fisika zaman tahun 70an. Itulah kondisinya.
Bagaimana bila dibandingkan dengan Anis sendiri saat ini ? Harus diakui Anis kini masuk zona hijau dihadapan sebagian nitizen pejuang medsos dan rakyat yang masih menggunakan standar "otak waras". Figur Anis hanya hancur pada kalangan orang-orang yang Fobia Arab, politisi-politisi bermental VOC, Tuan-TuanTanah (CUTAK) yang bisnisnya telah dibonsai Anis, kuminis yang masih nyamar, Kalangan Islamis tertentu yang doyan berantem karena perbedaaan, juga anak anak muda binaan Kakak Pembina-Saan yang tujuannya wajib menghabisi Anis. Saat ini mengambil istilah yang dulu pernah dipakai PKI Anis adalah KADRUN tedepan yang harus ditumpas, dia juga digambarkan sebagai perwakilan "KAUM ONTA" yang sering dituduh RADIKAL dan harus dikembalikan ke habitatnya menurut Gerombolan Najis Mugholazoh yang hobi fitmah fitmah sini...
Sampai saat ini gempuran terhadap Anis belum selesai, gak afdol kalau belum nyalahin cucu dari Abdurrahman Baswedan Sang Pahlawan Kemerdekaan RI tersebut. Pada kasus penanganan COVID 19 kita bisa lihat bagaimana Anis mulai dari kiri kanan atas bawah depan belakang tak henti hentinya mendapat serangan demi serangan. Dari mulai si Ratu Ngutang, si Muka Ngeselin, Si Kumis Anti Masker, Si Haman Era Milenial, Si Pahlawan Kesiangan Bansos, Si Cincin Jantung Kuruner, Si Superman CD Merah, Si Maniak Nazi Doyan Cabe2an, dll (pokoknya banyak deh..). Tapi Anis sampai saat ini masih mampu bertahan dengan dobel kaper yang baik, sekali kali dia melakukan trik seperti Muhammad Ali yang membiarkan Geoge Foreman terkuras tenaganya untuk kemudian di ronde ke 8 dipukul KO. Bagaimana dengan Prabowo ? Berapa kali dengan PDnya dia membuat pernyataan-pernyataan blunder di berbagai media yang membuat sebagian nitizen bertanya tanya (benarkah ini SANG MACAN ?) Dalam diamnya Prabowo seolah tak peduli akan hal itu, prinsipnya mungkin saja seperti ini, "gue yang lebih faham coy, elu semua lihat aja nanti..., Gue kerja buat bangsa karena gue patriot". Prabowo seolah memainkan taktik menyebalkan ala Jose Mourinho yang doyan bertahan alias pragmatis. Jose selalu tidak perduli kritik dan PD tinggi, dia acuhkan para pengamat bola, dia cuex akan siulan ejekan kalau datang ke MU, Arsenal, Liverpool yang filosopi sepak bolanya menyerang. yang diyakini Jose, "gue yang tahu strategi, elu diem diem aja yang penting menang cuy". Walaupun demikian kadang taktik Jose Mourinho tidak melulu efektif karena sering juga kalah dari tim tim kelas bawah.
Apapun yang terjadi begitulah kondisi saat ini...satu hal yang perlu kita teladani...sampai saat ini antara Anis dan Prabowo tidak saling hajar dan tidak saling sikut...anda boleh saja kesel dengan salah satunya, tapi kenyataannya mereka toh masih akrab...
Bagaimana tahun 2024 ?
Pelajaran Pilpres kemarin, jangan polos polos amatlah.....karena tidak ada jaminan keduanya tetap stabil di posisinya yang sekarang...bisa aja suatu saat Anis gabung sama partai yang situ benciin dan bisa saja Prabowo balik kandang atau malah hompimpah alaihum gambreng sama Anis...doakan saja agar mereka tetap berfihak kepada rakyat...
Kita lihat saja nanti... [PurWD/voa-islam.com]