Oleh:
Fanti Setiawati
JANGAN meng-cancel do'a, begitu nasihatseorang influencer. Ketika terbesit rasa ragu dalam hati, maka saat itu kita sudah meng-cancel do'a. Ketika kita menginginkan satu hal, lidah mengucapkan doa. Tapi dalam hati, berkata lain. Begitulah seseorang seringkali meng-cancel do’anya. Bisa jadi disebabkan keraguan atas do’a yang dipanjatkan. Lebih parahnya ragu, apakah do’a itu akan dikabulkan atau tidak. Na’udzubillah...
Do’a adalah ibadah, bahkan inti ibadah. Hal ini berdasarkan firman Allah.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Kuniscaya akan Kuperkenankan bagimu.sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari ibadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’” (QS Ghafir: 60)
Allah menyukai hamba-Nya yang menggantungkan diri hanya pada-Nya. Yang meminta, bahkan merintih dan bersimpuh kepada-Nya. Namun Allah juga menjelaskan agar kita berdo’akepada-Nya, disertai dengan memenuhi seruan-Nya, terikat pada seluruh syari’at-Nya, dan mengikuti Rasul-Nya. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (Al Baqarah :186)
Do’a juga merupakan senjata seorang mu'min. Rasulullah bersabda,"Do’a adalah senjata seorang Mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.” (HR Abu Ya'la).
Sabda Rasulullah yang lain, "Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do’a." (HR Ahmad)
Kita harus percaya secara utuh, bahwa do’a yang kita panjatkan adalah harapan terbaik yang akan dikabulkan Allah. Sebab, untuk setiap keraguan yang timbul di benak kita, artinya doa kita sudah terbatalkan dengan sendirinya. Sebab Allah sesuai prasangkaan hamba-Nya. Jika hamba tersebut yakin Allah akan mengabulkan do’anya, maka insyaallah Allah akan mengabulkan do’a tersebut sesuai prasangkaan si hamba tadi. Begitu pula sebaliknya. Hal ini tercantum dalam Kitab Riyadhus SholihinHadits #1435.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]
Maka... Berdoalah kepada Allah. Panjatkan semua harapan kita kepada Allah. Tapi jangan sekali-kali meng-cancel doa dengan keraguan di dalam hati. Gunakan senjata yang telah Allah berikan kepada kita. Sambil terus berupaya melaksanakan seluruh syari’ay-Nya. Sebab, semakin banyak do’a yang Allah kabulkan, maka semakin besar beban ketaatan yang harus kita laksanakan.
Namun, jika ada seorang hamba yang bersedih sebab do’anya yang tidak terkabul, selama tidak ada keraguan dalam do’anya, maka ada kabar gembira lainnya. Allah malu jika tidak mengabulkan permintaan hamba yang menengadahkan tangan meminta kepada-Nya. Ternyata ada tiga cara Allah mengabulkan do’a manusia. Sebab Allah yang paling mengetahui kebutuhan hamba-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits Rasulullah.
“Tak seorang muslim pun yang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a yang di dalamnya tidak dosa dan memutuskan silaturahmi, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga perkara, yaitu bisa jadi Allah akan mempercepat terkabulnya do’a itu saat di dunia, atau Allah akan menyimpan terkabulknya do’a di akhirat kelak, dan bisa jadi Allah akan memalingkan keburukan darinya sesuai dengan kadar do’anya. Para sahabat berkata, ‘Kalau begitu kami akan memperbanyak do’a’. Rasulullah SAW bersabda, “Allah akan lebih banyak lagi (mengabulkannya)’” (HR Ahmad, Al Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad)
Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, “Saya meminta sesuatu kepada Allah. Jika Allah mengabulkannya untuk saya, maka saya bahagia sekali. Namun jika Allah tidak memberikannya kepada saya, maka saya gembira sepuluh kali lipat. Sebab yang pertama itu adalah pilihan saya. Sedangkan yang kedua itu pilihan Allah. Rasa seperti itulah yang akan melahirkan penerimaan terhadap apapun yang ditetapkan-Nya.”
Jadi, point utamanya adalah terus berdo’a kepada Allah. Jangan pernah berhenti memanjatkan do’a kepada Allah. Jika mengatur alam semesta yang amat besar saja mudah bagi Allah, apalagi mengabulkan do’a hamba yang dhoif ini. Wallahu’alambi shawab.*