Oleh:
Layyina Mujahida Fillah || Aktivis Dakwah
DUNIA adalah tempat di mana manusia hidup dan menjalani kehidupannya. Tempat di mana manusia selalu merasa lapar dan haus. Tempat di mana manusia merasakan berbagai emosi. Juga tempat di mana manusia belajar, menaklukkan ujian, cobaan, dan rintangan yang menghadangnya. Tempat di mana manusia berusaha menggapai cita-citanya, dan berlari menuju ke puncak.
Meski dunia memiliki banyak kisah kesedihan, pengkhianatan, atau kesakitan, namun dunia juga memiliki kisah kasih, sayang, dan kesenangan. Dunia adalah tempat yang melenakan. Bagi orang yang tak punya pendirian, ia akan selalu mengejar materi dunia dan bersenang-senang dengan nya. Melakukan segala upaya untuk membuat body sixpack, kulit putih mulus, dan wajah tanpa cacat. Lantas menikmati semua perhatian, dan hidup darinya. Terlena dengan puja puji manusia, dan kemanapun berjalan akan menjadi superstar. Menikmati perhatian, menikmati kekayaan, dan menikmati seluruh ketertarikan lawan jenis nya.
Begitulah dunia. Ia tergantung bagaimana seseorang memperlakukannya, dan menikmatinya. Seorang muslim tentu saja bukan orang yang tak memiliki pendirian. Ia tak akan dan tak pernah sama dengan mereka. Karena Allah telah menurunkan Islam secara lengkap dan sempurna, yang mengharuskan seorang muslim hidup di dunia tetap dengan pola kehidupan Islam dan memiliki kepribadian seorang muslim.
Meski orang Islam juga hidup menjalani kehidupannya di dunia, namun pandangan nya akan selalu jauh ke depan hingga ke akhirat. Melakukan aktivitas apapun hanya dengan tujuan meraih ridho Allah dan mendapatkan surga, sehingga segala perbuatannya akan selalu terikat dengan hukum syara'.
Karena seorang muslim hidup di dunia bersama dengan yang berkaitan dengan nya, maka tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk menafikkan kehidupan dunia. Dunia adalah amanah dan tanggung jawab. Seorang muslim harus menghadapinya dengan pandangan penuh cita-cita, realistis, serius, dan proposional. Sehingga ia tidak hanya melaksanakan shalat, tapi juga berdakwah. Tidak hanya naik haji, tapi juga menjadi seorang pemimpin, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun negara. Karena seorang muslim adalah Khalifah (pengganti) Allah di muka bumi ini untuk menegakkan seluruh syariah-Nya.
Maka seorang muslim harus berusaha maksimal di dunia, untuk tujuan akhirat. Menjadikan dunia sebagai kendaraan menuju surga. Namanya kendaraan, tentu harus terus disetir dan digerakkan, tidak boleh diam saja, agar bisa sampai pada tujuan akhirnya.
Seorang muslim akan tetap menikmati perhatian dari dunia, namun dengan pandangan, bahwa seluruh perhatian itu akan dimanfaatkannya untuk menyebarkan agama Allah. Dan seorang muslim juga akan menikmati kekayaan, dengan pikiran bahwa kekayaannya akan membawa kemudahan untuk berjuang di jalan Allah. Juga menikmati ketertarikan lawan jenisnya, dengan pandangan bahwa dengannya, ia akan membentuk keluarga yang melahirkan generasi-generasi cemerlang kaum muslimin.
Akhirnya, semuanya adalah untuk Allah SWT, untuk akhirat, dan untuk surga. Karena dunia bukan tempat tinggal, ia hanyalah tempat untuk meninggal.*