Oleh:
Didah Pingdi Hamidah || Mahasiswi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah kampus STEI SEBI
SETIAP Makhluk, dalam menjalani kehidupannya tentu memiliki impian harapan dan Angan. Baik bernilai sementara atau sekadar impian di dunia ingin menjadi pengusaha, ingin menjadi pemimpin hebat, ingin menjadi orang kaya, atau impian yang nilainya lebih bergengsi yaitu harapan tentang kehidupan abadinya; ingin selamat dari siksa neraka.
Dalam mewujudkannya tentu dibutuhkan usaha, kesungguhan dan kerja keras. Karena pepatah mengatakan “Sebagus apapun mimpi yang kita punya, tidak ada apa-apanya tanpa usaha yang ada.” Bahkan yang berusaha dengan sungguh-sungguhpun bisa saja tidak sampai pada mimpinya, tidak mendapatkan yang diharapkannya, lantas bagaimana yang tidak berusaha sama sekali..?
Kemudian ketika keyakinan pentingnya usaha sudah ada dalam diri, apa cukup sampai disini? Rupanya tidak. Sebagai seorang hamba tentunya faham bahwa ada satu penetap yang ketetapannya tidak bisa dielakkan, ada satu penentu taqdir yang pilihannya tak bisa ditawar sehingga kita sebagai pemimpi selain memaksimalkan usaha ada pintu yang harus diketuk melalui doa.
Doa adalah jembatan seorang hamba untuk menyampaikan keinginannya kepada pencitanya. Agar doa yang kita sampaikan dipenuhi, ada beberapa hal yang harus dilakukan :
Dalam QS. Al-Fatihah ayat 5 “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan.”
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 16 “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Banyak sekali dari kita yang hanya berdoa untuk kepentingan duniawi, tanpa sadar bahwa yang kekal adalah akhirat, sehingga setinggi apapun cita-cita dunia kita jangan sampai melebihi tinggi cita-cita akhirat kita. Yang lebih baik adalah cita-cita dunia kita sejalan dengan kebahagiaan akhirat
“Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya.” (Al-Baqarah 200-202)
Dalam QS. Al-Araf ayat 55 Allah Swt berfirman “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Suatu ketika sejumlah sahabat mengeraskan suaranya ketika berdo’a, maka Rasulullah Saw bersabda “Hai manusia, kasihanilah dirimu karena kamu bukan menyeru kepada yang tuli dan ghaib, yang kamu seru ialah yang maha mendengar dan maha dekat.” (HR.Bukhari-Muslim)
Dalam berdo’a kita harus memadukan dua hal tersebut, pertama berharap agar doa tersebut dikabulkan oleh-NYA dan takut atau cemas doa kita tidak dipenuhinya atau bahkan tidak didengar sama sekali.
“...........dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Araf 56)
Allah pasti mengabulkan do’a kita dengan 3 cara, Allah mengabulkannya secara langsung, Allah mengabulkan tapi tidak pada waktu itu, Allah mengabulkan dengan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
‘Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al-Mu’min ayat 60).
Dibalik 6 hal tersebut yang paling penting adalah tidak boleh sekalipun kita berhenti meminta kepada-Nya. Berhenti berdoa berarti suatu kesombongan yang akan menjebloskan kedalam siksa Allah yang pedih. Maka Rasulullah Saw bersabda “Barangsiapa tidak berdoa kepada Allah, maka Allah murka terhadapnya.”(HR Ahmad)
Semoga bermanfaat. Wallahua’lam.