View Full Version
Sabtu, 22 Aug 2020

Duta Islam

 

Oleh:

Dahlia Kumalasari || Pendidik

 

MUSH'AB bin Umair adalah salah satu sahabat Rasulullah saw yang dikenal sebagai duta Islam yang pertama. Ia pemuda cerdas, rupawan, dan mampu menukar kesenangan dunia demi mendapat kecintaan dari Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Para ahli siroh menggambarkan Mush'ab bin Umair sebagai "Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum." 

Mush'ab mendapat amanah dari Rasulullah saw untuk menyebarkan Islam ke Madinah. Dan inilah yang menjadi titik awal pembuka bagi diterapkannya Islam. Hingga akhirnya turun perintah Allah Ta'ala agar Rasulullah dan umat Muslim berhijrah ke Madinah. Momentum hijrah Nabi saw menjadi awal dari berpindahnya masyarakat jahiliah menjadi masyarakat Islam, dengan diterapkannya syariah kaffah dalam kehidupan dan keamanannya berada di tangan kaum Muslimin.

Di Madinah inilah Rasulullah saw menjadi kepala negara dengan masyarakat yang majemuk dan plural. Namun semuanya mau tunduk dengan syariahNya. Hingga pasca Rasulullah wafat, maka kepemimpinan berlanjut pada Khulafaur Rasyidin kemudian dilanjutkan kepemimpinan Islam yaitu Kekhalifahan Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah.

 

Darimana Kita Mengenal Islam?

Dikutip dari wikipedia.org "agama-agama asli Nusantara adalah agama/kepercayaan nenek moyang suku bangsa Austronesia serta bangsa Papua yang telah ada di Nusantara sebelum masuk agama-agama asing dari subbenua India (Hindu dan Buddha), Arab (Islam), Portugis (Kristen Katolik), Belanda (Kristen Protestan), dan Tiongkok (Konghucu). 

Kepercayaan masyarakat purba telah mempunyai mitologi kaya serta wiracarita, memuliakan dewa-dewi, roh leluhur dan roh kekuatan alam yang menghuni air, gunung, hutan. Hakikat tak terlihat yang memiliki kekuatan supernatural ini disebut oleh orang Jawa, Sunda, Melayu, Bali sebagai Hyang dan oleh suku-suku Dayak sebagai Sangiang.

Lantas, darimana kita yang notabene tinggal di Indonesia bisa mengenal Islam?. Mengapa kita bisa memeluk Islam sejak keluar dari rahim Ibu kita?. Padahal setelah ditelusuri, ternyata agama asli di Nusantara bukan Islam?. Benar bahwa Islam adalah agama yang dibawa untuk disebarkan ke Nusantara. Pertanyaannya siapakah yang membawanya? 

Terdapat fakta sejarah yang bisa menunjukkan bagaimana Islam bisa tersebar sampai di nusantara, diantaranya :

Pertama, terdapat dua surat dari Maharaja Sriwijaya pada khalifah Umar Bin Abdul Aziz (The Two Letters From The Maharaja To The Khalifah). Sriwijaya sendiri merupakan kerajaan yang besar, yang memiliki kekuasaan wilayah melintang sejauh hamparan seluruh Sumatera, Semenanjung Malaya, dan daratan Jawa. 

Nu’aym bin Hammad telah menulis, “Raja al-Hind mengirim surat untuk Umar bin ‘Abd Aziz, sebagai berikut : Dari Raja yang merupakan keturunan dari seribu raja, yang permaisurinya juga, adalah keturunan seribu raja, yang di dalam kandangnya memiliki seribu gajah, dan yang memiliki wilayah dua sungai yang mengairi tanaman gaharu, yang terdapat tanaman herbal, pala, dan kamper yang keharumannya menyebar ke jarak dua belas mil. Untuk Raja Arab, yang tidak menyekutukan Allah dengan yang lainnya. Saya telah mengirimkan kepada Anda, hadiah, yang tidak banyak, tetapi (hanya) sebuah salam dan saya berharap bahwa Anda dapat mengirimkan kepada saya seseorang yang bisa mengajari saya Islam dan memerintahkan saya dalam Hukum Islam, [atau dalam versi lain] : Mungkin mengajari saya Islam dan menjelaskan kepada saya, perdamaian. Dikutip dari Republika.co.id dengan judul "Korespondensi Sriwijaya dengan Khilafah Bani Umayyah" Jumat, 5/10/2018. 

Kedua, membebaskan Malaka dari penjajah Portugis.

Sultan Alauddin Ri'ayat Syah pemimpin Kesultanan Aceh Darussalam mengirim surat kepada Turki Utsmani yang dipimpin Sultan Sulaiman al-Qanuni. Dalam suratnya Sultan Alauddin Ri'ayat Syah meminta bantuan untuk menghadapi Portugis yang sedang merebut bandar-bandar atau kota pelabuhan dan akan menyerang Aceh Darussalam. 

Beberapa tahun kemudian Turki Utsmani mengirim 15 kapal perang kecil dan dua kapal perang besar beserta pasukan militer dan perlengkapannya ke Aceh Darussalam. Semua kapal perang dan pasukan tersebut dipersiapkan untuk membantu Aceh Darussalam melawan Portugis. 

Surat dari Sultan Aceh Darussalam ke penguasa Turki Utsmani diabadikan dalam buku Turki Utsmani-Indonesia Relasi dan Korespondensi Berdasarkan Dokumen Turki Utsmani yang diterbitkan Hitay tahun 2017. Dikutip dari Republika.co.id dengan judul "Turki Utsmani Kirim 17 Kapal Perang ke Aceh Darussalam" Kamis, 2/2/2020. 

Ketiga, peninggalan budaya, bangunan, busana yang bercirikan Islam. Misalkan bangunan masjid yang ada di bumi nusantara, maupun busana yang bercirikan Islam yang tersebar di banyak wilayah di nusantara.

 Sungguh menakjubkan jika kita menelusuri jejak sejarah keIslaman kita yang kebetulan berada di nusantara. Inilah Islam sebuah Din yang tak cukup untuk mengatur urusan ibadah ritual atau hubungan suami istri saja. Namun Islam merupakan aqidah yang menyeluruh tentang kehidupan dan mempunyai metode untuk disebarkan dan didakwahkan ke seluruh penjuru dunia.*


latestnews

View Full Version