View Full Version
Jum'at, 04 Sep 2020

Islam Sejati Penawar Islamofobia

SENTIMEN agama kembali membara di tanah Eropa. Islamofobia kembali dihembuskan oleh pihak yang menyimpan kebusukan dalam hatinya. Kali ini Norwegia menjadi saksi betapa pikiran picik bisa menodai kehidupan aman dan berdampingan antar pemeluk agama di Oslo, Ibukota Norwegia.
 
Aksi anti-Islam yang diorganisir kelompok Stop Islamisasi Norwegian (SIAN) berujung aksi penodaan dengan merobek halaman al-Qur'an dan meludahinya. Setidaknya 30 orang termasuk seorang wanita anggota SIAN yang merobek dan meludahi al-Qur'an ditangkap polisi Norwegia.
 
Aksi kebencian ini bukan yang pertama karena sebelumnya, wanita pelaku perobekan pernah didakwa kemudian dibebaskan atas ujaran kebencian. Para pengunjuk rasa ini juga menendang van polisi dan menaiki atap kendaraannya.
 
Aksi brutal ini sungguh merusak suasana berdampingan yang telah terbangun baik di Norwegia. Komunitas Muslim hidup rukun di distrik Gronland, sebuah kampung Muslim di Oslo. Pertumbuhan populasi Muslim di kota ini pada tahun 2013 mencapai 8.5% dari total penduduk Oslo atau sejumlah 52.668 jiwa. Jumlah ini menjadikan Islam menjadi agama terbesar kedua setelah Katolik.
 
Kebencian pada Islam yang dipelihara oleh para simpatisan sayap kanan di Eropa sungguh tidak berdasar. Muslim di Eropa hidup sesuai hukum yang berlaku di negeri mereka tinggal. Mereka mengurus izin tinggal, bekerja dengan produktif, hidup damai dan tidak melakukan tindakan kekerasan atau kebencian. Maka atas dasar apa penodaan dan kebencian atas Islam dan Muslim dipertahankan?
 
Kebencian dan ketidakadilan pada agama apapun dan para pemeluknya harus kita hilangkan dengan membangun empati dan penghormatan atas hak beragama oleh seluruh manusia. Sejarah mencatat cara hidup berdampingan antar pemeluk agama berhasil dilestarikan di Eropa bahkan seluruh dunia pada masa Kepemimpinan Islam. Para pasukan salib di bawah kemenangan Muslim hidup damai di tanah Palestina tanpa pertumpahan darah dan pengusiran. Islam menghormati dan menjunjung hak beragama bagi seluruh rakyatnya tanpa membedakan gender, ras, warna kulit dan kepercayaan. Islam adalah contoh nyata pemerintahan global yang mampu menyajikan rahmat bagi seluruh alam.
 
Obat manjur untuk Islamofobia adalah dengan mengenal dan mempelajari Islam dari sumber aslinya. Berbagai kasus skenario terorisme yang mengatasnamakan atau disematkan pada Islam tidak menemukan validasi dalam ajaran Islam. Dengan jujur mendalami ajaran dan sejarah kepemimpinan Islam, akan tersibak keagungan dan keunggulan Islam dalam menangani relasi antar agama. Sekali lagi, Islam adalah yang terdepan dalam menegakkan dan menebarkan rahmat bagi seluruh alam.*
 
Yuyun Novia
Revowriter Chapter Bogor

latestnews

View Full Version