JAKARTA (voa-islam.com)--Dalam rangka memperingati Hari Amal Internasional, Adara menggelar webinar bertajuk “Small Charities Can Bring Bigger Impacts” pada Ahad (6/9). Webinar diselenggarakan dengan menghadirkan Ketua Adara Relief International, Sri Vira Chandra, Tokoh Filantropi Nasional Bambang Suherman, Ketua Smart171 Maimon Herawati, perwakilan komunitas binaan Adara dan beberapa donatur.
Acara yang digawangi moderator Indah Kurniati, Ketua Bidang Operasional dan Keuangan Adara, dikemas dalam bentuk talkshow yang menyajikan obrolan santai namun berbobot. Sri Vira Chandra menjelaskan tentang alasan para pengurus Adara, yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri, terus memiliki semangat bekerja untuk membantu perempuan dan anak-anak Palestina.
“Adara merasa bahagia karena menjadi mediator bagi orang-orang baik yang ingin memperhatikan saudaranya yang jauh. Bekerja untuk Adara saja (sudah) bahagia. Menyalurkan bantuan juga bahagia. Melihat penerima bantuan yang penuh rasa syukur dan berlinang air mata, menambah kebahagiaan kami," jelas Sri Vira.
Ketua Adara juga menambahkan bahwa semangat memberi yang dimiliki masyarakat Indonesia tetap luar biasa, meskipun sedang berada di tengah masa pandemi. Hal ini terbukti dengan terkumpulnya donasi melalui Program Spesial Wakaf Sumur di awal Ramadan. Dalam waktu 2 pekan, donasi yang terkumpul bisa membangun 7 sumur air bersih di Gaza, Palestina.
Selain itu, Adara juga meluncurkan Gerakan Koin sejak 2017 untuk mengajak khalayak turut berkontribusi mulai dari recehan yang -notabene- sering dianggap kecil. Hingga kini terbukti telah terkumpul lebih dari 1 M. Bukan hanya donasi yang terkumpul tapi Gerakan ini juga menjadi media menyebarluaskan perjuangan bangsa Palestina ke jaringannya masing-masing.
Bambang Suherman, yang juga merupakan Ketua Umum Forum Zakat, pada kesempatan ini menjelaskan latar belakang semangat memberi yang dimiliki masyarakat Indonesia. “Pada dasarnya manusia memiliki berbagai kebutuhan dalam hidupnya, memberi adalah salah satunya. Di Indonesia secara histori kita memilik dua falsafah hidup, yaitu berbeda-beda tapi satu dan gotong royong. Dengan kedua falsafah dasar yang membentuk budaya kepedulian pada sesama inilah, Indonesia kemudian ditetapkan oleh Charities Aid Foundation (CAF) sebagai negara paling dermawan,” ungkapnya.
Merangkul Komunitas dari Segala Usia
Semangat filantropi membantu perjuangan Palestina tidak hanya berputar di kalangan senior saja. Maimon Herawati, Ketua Komunitas Smart 171, mengajak dan mengedukasi kalangan milenial untuk lebih peduli mengenai pentingnya melindungi Baitul Maqdis. Menyasar usia muda yang belum berpenghasilan mandiri, Smart 171 tidak memiliki target donasi. Hal ini menguatkan pernyataan bahwa sekecil apapun donasi yang diberikan, tetap mampu memberi dampak besar bagi yang membutuhkan.
Selain ketiga panelis, Adara juga menghadirkan Hj. Rukiah Nurlette, donatur dari Ternate, Kepala Sekolah salah satu lembaga pendidikan di sana. Pengalaman yang sering membuatnya terharu adalah ketika murid-muridnya dengan kesadaran sendiri dan penuh semangat menitipkan tabungan mereka untuk Palestina. Cerita lain juga datang dari Ummu Abdurrahman. Keinginan membahagiakan ibunda yang telah wafat dengan mendonasikan harta peninggalannya untuk Palestina, berbuah manis mimpi bertemu bunda yang tersenyum.
Kehadiran perwakilan Komunitas Keluarga Cinta Palestina (KKCP) Yayah Komariah dari Jakarta dan Komunitas Emak-Emak Pencinta Palestina (Mata Pena) Dwi Astuti Lustiyawati dari Bangka Belitung juga memberikan testimonial kegiatan kreatif dan inspiratif berdonasi dan mengajak berdonasi bersama komunitasnya.
Hal terbesar yang akan kita dapatkan saat berada bersama gerakan kemanusiaan dan kebaikan adalah perasaan bermakna dalam kehidupan, dimiliki dan diharapkan banyak orang. Tidak terkungkung dengan persoalan pribadi sehingga kehilangan arti keberkahan hidup. Berdonasi untuk Palestina hakikatnya adalah meraih keberkahan dari pusat di mana keberkahan itu bersumber.* [Syaf/voa-islam.com]