Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Berita penusukan Syekh Ali Jaber akhir-akhir ini menjadi tranding topic di berbagai media, dan tak luput pula nitizen atau warganet ikut meramaikannya di jagad media oline.
Tak cukup media yang ada di Tanah Air saja yang meramaikannya, bahkan pemberitaannya pun sudah mendunia yang telah sempat disiarkan oleh BBC News dan menjadi viral.
Dengan kepiawaiannya, presenter berita BBC News dengan fasih berbahasa arabnya dan dibumbui pula bahasa geraknya yang memukau dapat mengundang detak jantung pemirsanya.
Kronologis insiden penusukannya ditayangkan dan dinarasikannya begitu sangat jelas dan memukau oleh presenter yang satu ini, sehingga seolah-olah kondisi keamanan dan kenyamanan bagi ulama di negeri kita yang tidak kondusif sedang dikuliti. Sungguh ironis dan memalukan.
Jika situasi dan kondisi pemberitaan yang telah menjadi konsumsi masyarakat dunia, tentu kredibilitas negara kita di mata dunia sedang dipertaruhkan. Masihkah penanganan kasus penusukan Syekh Ali Jaber ini ditangani ala kadarnya, sebagaimana kasus-kasus serupa sebelumnya?
Publik dunia terlebih kawasan di Timur Tengah khususnya Arab Saudi, tentu sangat menanti proses hukum yang sedang ditangani oleh aparat yang berwenang di Indonesia. Sangat wajar jika pemerintah dan warga Saudi sangat menanti kelanjutan penanganan kasus yang satu ini. Wajar jika rakyat Saudi menantikan beritanya, karena sosok Syekh Ali Jaber sendiri kelahiran Madinah walaupun kini sudah resmi menjadi WNI.
Kini tiba saatnya, aparat kita dituntut kerja profesional, objektif dan transparan dalam mengungkap kasus yang menghebohkan dunia ini. Fokuskan penanganan dalam mengungkap motif dan sutradara di balik insiden yang terjadi. Tidak berbelok mencari-cari pengupload video pertama insiden, karena video sudah viral mendunia.
Kini kita semua mempercayakan penyelesaian kasus ini kepada aparat yang berwenang, dengan harapan kredibilitas negara tetap bisa dijaga di mata dunia seiring dengan ditegakkannya hukum yang setimpal bagi si pelaku penusukan dan sutradaranya.