Oleh:
Ustaz Buchory Muslim || Ketua Lembaga Komunikasi dan Penyiaran Islam PP Parmusi-Direktur An Nahl Institute Jakarta
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ
"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alláh niscaya Alláh akan mencukupkan (keperluan)..."
Tawakkal kepada Alláh secara bahasa bermakna menyerahkan segala urusan kepada Alláh. Menurut definisi syariat, tawakkal adalah berserah hati kepada Alláh untuk mendapatkan manfaat atau menolak mudlarat.
Jika Kepasrahaan itu masih rehat dalam terminologi stasiun horizontal, maka yang nampak adalah kesemrawutan dan kebisingan gaya hidup.
Rasa berarti menjadi tak berharga karena misteri tak memiliki arah kompas yang jelas. Kita selalu hargai daya dan upaya para pemerhati kemanusiaan.
Kegalauan itu menjadi perangkat hardware manusia, terkadang kita hanyut oleh sepak terjang hegemoni angkara nafsu. Sehingga terjebak dalam pergulatan ketidaktenangan.
Kita lupa bahwa ada chip tertanam dalam qalbu setiap insan, perangkat signal vertical menembus langit tanpa hambatan. Dia menjadi lemah karena kita lupa membersihkan diri dari pikiran negatif kita, kita lalai dan ambigu bahwa yg kita miliki adalah hasil dari orang lain.
Kita butuh ruang khusus untuk mendengarkan suara hati dalam kepasrahan yang tinggi. Kita butuh bilik spesial untuk berbincang dengan jiwa dalam tawakkal yang sempurna. Karena tawakkal yang sempurna membuat semuanya jadi utuh.
#????????????????????????????????????????????????????????????????
#????????????????????????????????????????????????????????????
#????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
والله أعلم وبارك الله فيكم
#????????????_????????????????????????????????????
#????????????_????????????????????????????????????????????????????????