View Full Version
Jum'at, 04 Dec 2020

Apa Kabar Covid-19? Siapkah Sekolah Dibuka?

 

Oleh:

Dahlia Kumalasari || Pendidik

 

JANUARI 2021 sekolah akan dibuka kembali, ini artinya anak didik akan menjalani pembelajaran dengan tatap muka (offline). Tentu kebijakan ini cukup mengagetkan, karena pandemi Covid-19 belum enyah dari bumi pertiwi. 

Sebagaimana dituliskan di BBCNews Indonesia, "Kebijakan membuka sekolah dan melakukan proses pembelajaran tatap muka mulai Januari tahun depan dinilai "tidak realistis" lantaran positivity rate atau tingkat penularan virus corona di Indonesia masih di atas 10%. Selain itu juga ada faktor Pilkada Serentak pada Desember, yang menurut pakar epidemiologi, berpotensi menambah angka kasus positif". (Senin, 23 November 2020). 

Dari pantauan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) pada Oktober lalu di Pulau Jawa, mayoritas sekolah tidak memiliki dan tidak mengetahui pedoman berperilaku bagi warga sekolah. "Misalnya guru, sebelum berangkat harus mengukur suhu tubuh berapa? Apakah penciumannya baik? Pengecapnya baik? Kalau tidak, lebih baik tidak ke sekolah. Begitu juga diterapkan kepada siswa," ujar Heru Purnomo kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Minggu (22/11). 

Dilansir dari instagram pandemictalks, yang menuliskan tagar #CORONAMASIHADA, "Terdapat lingkaran setan pandemi di Indonesia. Yang mana berdasarkan data dari Kemenkes (25 November 2020) Indonesia new case daily record sebanyak 5.534 cases". 

Corona masih ada, pandemipun belum enyah dari negeri tercinta. Apakah dengan data yang konkrit dan jelas begini, akan tetap dijalankan kebijakan pembukaan sekolah di awal tahun 2021? Entah apa yang ada dalam benak pemangku kebijakan, sehingga menelurkan aturan yang sangat membahayakan generasi bangsa.

 

Pencipta Virus

Kita tidak akan berdebat terkait teori konspirasi atau apapun itu dibalik kemunculan virus corona dan pandemi ini. Namun yang pasti, virus ini nyata adanya dan merupakan makhluk ciptaan Allah Ta'ala. Dengan mengetahui fakta riil virus, maka akan didapatkan kesimpulan bahwa penanganan pandemi memang tak bisa sambil lalu atau asal asalan. Butuh kerjasama yang solid dengan pemberlakuan solusi yang solutif, sehingga bisa menghantarkan pada terbebasnya suatu negeri dari corona. 

Dilansir dari covid19.go.id "Penerapan praktik 3T (Tracing, Testing, Treatment) sama pentingnya dengan penerapan perilaku 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Kedua hal tersebut adalah upaya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19”. (12/11/2020). 

Pertanyaannya, benarkah konsep 3T (Tracking, Testing, Treatment) benar-benar sudah dipraktikkan di masyarakat ?. Sudahkah orang-orang yang pernah kontak dengan orang terinfeksi benar-benar ditelusuri dengan detail?. Yang mana orang yang pernah kontak inilah yang berpotensi menyebarkan lagi virus saat berada di kerumunan. Bagaimana dengan testing?. Sudahkah semua orang di negeri ini ditest apakah positif ataukah negatif dari virus corona?. Sepertinya mustahil konsep ini dilaksanakan dengan berbagai macam dalih. Bagaimana pula dengan perilaku 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak), sudahkan semua komponen masyarakat paham konsep ini dan benar-benar mempraktikkan?

 

Jauhnya dari Al Khaliq

Sangat miris melihat penanganan pandemi yang jauh dari harapan. Terbukti dengan sampai hari ini masih ada saja orang yang positif corona maupun meninggal karena corona. Pun hati makin sedih rasanya melihat riuhnya panggung politik jelang pilkada, seakan mengabaikan berbagai macam kondisi masyarakat yang sudah jatuh lantas tertimpa tangga. 

Pandemi ini semestinya dihadapi dengan solusi yang solutif bersumber dari pengaturan Dzat Pencipta alam semesta. Apalagi negeri kita dikenal sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Maka sangat wajar sekali jika solusi atas pandemi disandarkan pada syariat Islam. Namun apa yang terjadi?. Kita lihat kehidupan makin jauh dengan Islam, pun kedekatan kepada Sang Khaliq makin kentara. Selayaknya kedatangan virus ini menjadi lahan intropeksi untuk segenap komponen bangsa. Terkhusus bagi pemangku kebijakan yang harusnya bisa menjadi pengurus dan pelindung umat. 

Nyawa manusia tidaklah murah harganya. Sudah sekian banyak korban covid-19 entah dari kalangan medis atau rakyat biasa yang sudah berjuang mati-matian. Moment inilah saatnya kita mendekat kepada Al Khaliq Sang Pencipta virus yang memang Maha Segalanya atas diri manusia yang mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan. Jika kehidupan kita terus menjauh dari Allah Ta’ala dan syariahNya, entah musibah apa lagi yang akan terus bergulir di negeri ini. Naudzubillahi min dzalik.

TQS At Talaq ayat 2-3:

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya".*


latestnews

View Full Version