View Full Version
Jum'at, 04 Dec 2020

Ultimatum Marcon dan Ketakutannya pada Islam

 

Oleh:

Fita Rahmania, S. Keb., Bd. || Aktivis Fikrul Islam

 

COBAAN bertubi-tubi untuk kaum muslimin di Prancis membuat kaum muslimin di penjuru dunia merasa prihatin. Negara yang dikepalai oleh Emmanuel Macron itu terus saja menciderai toleransi agama yang diusung seluruh umat. Belum juga dia meminta maaf pada kaum muslim atas pidatonya yang mengaitkan Islam dengan  tindakan terorisme atau ekstremisme, saat ini dia malah mengultimatum salah satu komunitas muslim yang tinggal di Prancis.

Dilansir dari cnbcindonesia.com, dalam salah satu surat kabar mengeluarkan ultimatum kepada Dewan Ibadah Muslim Prancis (CFCM/Conseil Français du Culte Musulman,) untuk menandatangani piagam "nilai-nilai Republik". Melalui ultimatum tersebut yakni selama 15 hari ke depan Dewan Ibadah Muslim Perancis diminta untuk menandatangani kesepakatan itu.

Ultimatum ini terjadi di tengah tudingan bahwa pemerintah Macron menstigmatisasi Muslim menyusul tiga serangan teroris terpisah, yang dikutuk oleh masyarakat. Salah satunya yakni penusukan yang terjadi di gereja basilika Notre-Dame di Nice, Perancis, pada Kamis (29/10/2020) menewaskan tiga korban , yakni perempuan tua (60) yang nyaris terpenggal kepalanya, staf laki-laki penjaga kebersihan gereja (55), dan seorang perempuan setengah baya (44) yang sempat melarikan diri ke kafe dekat basilika sebelum meninggal dunia. Walaupun masih belum ada kepastian, tindakan penusukan itu diduga dilakukan oleh Brahim Aioussaoi (21), pemuda asal Tunisia yang disebut-sebut merupakan reaksi atas penunjukan kartun Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Samuel Paty (41), seorang guru Conflans-Sainte-Honorine, yang juga telah terbunuh.

Akibatnya, Marcon ingin agar dalam ultimatumnya, CFCM menyatakan secara terbuka bahwa Islam hanyalah sebuah agama dan bukan gerakan politik. Selain itu, dia juga ingin menghentikan negara-negara Muslim lain untuk membantu komunitas Muslim Prancis yang terkepung dalam apa yang dipandang Paris sebagai "campur tangan asing". (galamedia.pikiran-rakyat.com, 29/11/2020)

Prancis sebagai negara kapitalisme yang berjalan di atas asas sekulerisme tentu tau betul tentang urgensitas pemisahan agama dengan kehidupan. Negara semacam ini tak ingin agama manapun mendominasi perpolitikan dan membiarkannya hanya berfokus pada ranah peribadatan semata. Dan hal itu pula yang telah dipertegas oleh Marcon.

Islam sebagai mabda atau ideologi akan selalu menuntut sebuah penerapan paripurna. Islam tidak ingin tumbuh sebatas keimanan dalam hati, namun ingin menjadi sebuah qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) dalam setiap benak pemeluknya. Sehingga Islam sebagai gerakan politik adalah sebuah keharusan yang tak dapat dibendung. Berbeda dengan agama lain yang memang hanya mengurus masalah ibadah semata, tentu dia tak butuh penerapan dalam sebuah sistem.

Oleh karena itu, sekuat apapun usaha Marcon dan antek-anteknya di negara Barat ingin membungkam bangkitnya Islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang berlaku pada negara merupakan kesia-siaan. Kebangkitan Islam di abad pertengahan yang sekaligus meredupkan hegemoni Barat adalah mimpi buruk yang tidak ingin mereka ulangi. Masa di mana Islam hidup sebagai aturan dalam sebuah negara merajai dunia, menyebarkan kebenaran dan menumpas kebatilan di semua aspek kehidupan. Sementara para kapitalis yang hanya berorientasi pada kemanfaatan semata serta bertolak belakang dengan sistem Islam tak akan pernah rela diatur oleh Islam. Sehingga tidak mengherankan jika pada akhirnya umat Islam yang seolah-olah selalu dihujani difitnah, dibungkam, dan diserang dengan segala cara verbal maupun non verbal.

Umat Islam sebagai khoiru umat (umat terbaik) tentu tak boleh meredupkan semangatnya sedikitpun. Umat Islam harus mengumpulkan kekuatan jiwa dan raga demi membela agamanya. Saling memberi dukungan dan doa kepada saudara muslim di belahan dunia lain yang dirundung ujian keimanan memanglah kewajiban. Namun, ada kewajiban lain yang semestinya dilakukan oleh muslim di negeri ini demi memutus lingkaran setan ini, yakni perjuangan Islam kaffah. Perjuangan yang membangunkan umat dari tidur panjangnya dan kelalaian dalam penerapan Islam secara menyeluruh,  yang akan mengantarkan Islam pada singgasananya dan akhirnya dapat menjadi perisai bagi seluruh umat.*


latestnews

View Full Version